Pembongkar Makam Ibu Akan Diperiksa Kejiwaannya
Terkait tindakan Nasir, 45 tahun, yang membongkar makam ibunya, Sumarto di Desa Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran langsung disikapi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Rabu pagi ini, 16 Oktober 2019, Dinkes meminta Puskesmas Pakuniran untuk memeriksa kondisi kejiwaan Nasir.
“Pagi ini kami menugaskan Puskesmas Pakuniran untuk memeriksa kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Kalau memang terbukti gangguan jiwa tentu akan ditangani psikiater,” kata Kadinkes Kabupaten Probolinggo, dr Anang Budi Yoelijanto, Rabu.
Dikatakan Dinkes memang mendapat laporan dari warga, Nasir termasuk orang dengan gangguan jiwa (ODJG). “Kalau terbukti ODJG ya akan kami kirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk penanganan lebih lanjut,” kata Anang.
Disinggung kondisi kejiwaan serupa juga dialami saudara kandung Nasir, dr Anang menegaskan, penyakit jiwa bukan karena keturunan. “Mungkin kondisi keluarga, karakter keluarga, dan lingkungan yang menjadi penyebab,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Nurdin, Kepala Desa Batur, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. “Kami sepakat agar Nasir dibawa ke RSJ biar sembuh dan tidak kembali membongkar makam ibunya,” katanya.
Nurdin menambahkan, Nasir juga almarhumah Sumarto (perempuan tetapi bernama mirip laki-laki) memang warga Desa Batur. Hanya saja ketika meninggal dunia, Sumarto dimakamkan di desa tetangga, Desa Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran.
“Saya juga kaget kok dia sampai membongkar makam ibunya, soalnya meski mengalami gangguan jiwa, selama ini Nasir tidak pernah berbuat onar atau sesuatu yang merusak,” kata Kades Batur.
Di keluarganya, kata Nurdin, tidak hanya Nasir yang mengalami gangguan jiwa, juga Sawi, saudara kandungnya. Keduanya termasuk ODJG sejak masih kanak-kanak.
Seperti diketahui, Nasir menggali kuburan ibunya, Sumarto, Sabtu lalu, 12 Oktober 2019. Jenazah Sumarto dimakamkan sekitar 40 hari sebelumnya. Nasir kemudian memasukkan mayat ibunya ke dalam karung untuk kemudian dibawa ke rumahnya.
Kepada warga yang menanyainya, ia mengaku rindu terhadap ibunya. Akhirnya, pihak keluarga dibantu warga menguburkan kembali perempuan yang meninggal dunia di usia 70 tahun itu di pemakaman umum Desa Kedungsumur. Yakni, di makam semula yang sempat dibongkar oleh anaknya.
‘Berkeliaran’ di Kebun
Hanya saja rencana Dinkes dan Puskesmas untuk memeriksa kesehatan Nasir masih menemui kendala. Soalnya, usai membongkar makam ibunya, beberapa hari lalu, Nasir tidak berada (menetap) di rumahnya.
“Nasir masih ‘berkeliaran’ dan menetap di kebun sambil membawa pisau belati,” kata Kepala Desa Kedungsumur, Hasyim. Dikatakan warga pun tidak bermaksud untuk “menangkap”-nya atau membawanya pulang.
Konsentrasi warga, kata Hasyim, lebih pada menjaga makam Sumarto agar tidak lagi dibongkar anaknya. “Muspika Pakuniran mengusulkan makam Sumarto disemen agar tidak kembali dibongkar,” ujarnya.
Hasyim menambahkan, Minggu, 13 Oktober 2019 lalu, keluarga, warga, hingga Muspika Pakuniran menguburkan kembali jasad Sumarto. “Saat kami bersama Muspika ke rumahnya, Nasir kabur lari ke kebun,” ujarnya.
Seperti diketahui, Nasir membongkar makam ibunya dengan alasan rindu, Sabtu lalu, 12 Oktober 2019 sekitar pukul 16.00. Aksi pembongkaran makam itu menjadi viral di media sosial (medsos) karena ada seseorang yang merekam aksi pembongkaran makam itu kemudian memosting di medsos.
“Minta tolong biar tidak semakin meresahkan, warga jangan menyebarluaskan video pembongkaran mayat tersebut,” kata Kapolsek Pakuniran, Iptu Haby Sutoko.
Haby pun menceritakan, kronologis pembongkaran mayat Sumarto hingga dibawa pulang oleh anaknya. “Tindakan Nas membawa pulang jasad ibunya diketahui Sul, kakak Nas. Sul kemudian merayu adiknya agar jasad ibunya kembali dikuburkan,” katanya.
Masih kata Kapolsek, Nas memasukkan jasad ibunya di dalam karung untuk kemudian di bawa ke rumahnya. “Tetapi video berdurasi 2 menit 38 detik itu hasil rekaman seseorang saat Nas membongkar makam ibunya,” kata Iptu Haby.