Makan Bergizi Gratis, Pemkot Surabaya Siap Jalankan dan Sudah Punya Sistemnya
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan, Pemerintah Kota Surabaya optimis dan siap menjalankan program pemberian makan bergizi gratis (MBG) bila sudah menerima instruksi dari pemerintah pusat. Program MBG dijadwalkan akan dilaksanakan mulai tahun 2025 mendatang.
"Untuk pemberian makan bergizi gratis, Insya Allah mudah-mudahan, Surabaya sudah siap. Kemarin kita kan sudah punya model yang intinya kalau pelaksanaan Januari atau tahun depan, kita beserta sekolah sudah punya model dan sistemnya," ungkapnya, Kamis 14 November 2024.
Yusuf menerangkan, rencananya pemberian makan bergizi gratis akan menyasar ratusan ribu siswa-siswi tingkat SD dan SMP se-Kota Surabaya, baik itu sekolah negeri maupun swasta.
Namun, Dispendik masih mempertimbangkan pemberian MBG terhadap siswa-siswi SD dan SMP swasta tingkat menengah ke atas. Yusuf mengatakan, Dispendik akan melakukan pemetaan terkait sekolah-sekolah yang masuk dalam pertimbangan untuk diberikan MBG.
"Total di Surabaya, semua siswa SD dan MI sejumlah 252.632 ribu dan di tingkat SMP dan MTs berjumlah 116.759 ribu siswa. Ini masih kita pertimbangkan, termasuk sekolah yang menengah ke atas itu apakah mereka diikutkan atau tidak. Kalau sudah dipetakan nanti kan enak ya," ungkapnya.
Terkait skema pemberian MBG, Yusuf menjelaskan, MBG dengan menu yang akan bervariasi setiap harinya untuk siswa-siswi SD dan SMP se-Kota Surabaya tersebut nantinya diproyeksikan akan diberikan kepada siswa-siswi saat mendekati jam pulang sekolah.
Yusuf melanjutkan, skema atau mekanisme pemberian MBG tersebut tidak hanya melibatkan Dispendik saja, tapi sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Surabaya lainnya, seperti Dinas Koperasi dan Perdagangan (Dinkopdag), Dinas Kesehatan (Dinkes), hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga akan terlibat langsung dalam skema pemberian MBG tersebut.
"Saat uji coba kemarin, kita bersinergi, jadi ada teman-teman Dinkopdag ada Dinas Kesehatan dan DLH nanti berbagi tugas. Untuk UMKM penyedia MBG misalnya, disiapkan sama teman-teman Dinkop, masalah kandungan gizinya itu dibantu teman-teman Dinkes, masalah lingkungan dan kebersihannnya dibantu DLH. Untuk kebersihan ini kan menjadi wajib, misalnya ada muncul di sekolah nanti ada bank sampah yang akan menjadi edukasi untuk anak-anak mulai belajar bersih dan belajar mengelola sampah di lingkungannya masing-masing," paparnya.
Dengan pagu anggaran MBG yang rencananya akan berjalan dengan sistem sharing antara pemerintah pusat dan daerah, Yusuf meyakini program-program yang telah dianggarkan dan menjadi prioritas pada tahun 2025 di bidang pendidikan dan pengajaran tidak akan hilang dan tergeser.
"Tidak akan menggeser, soalnya kan bagaimana anggaran di bidang pendidikan itu untuk misalnya mutu kualitasnya dan akses pemerataannya kan tetap harus dijalankan," pungkasnya.
Yusuf mengharapkan, siswa-siswi di tingkat SD dan SMP yang akan menerima MBG juga dilibatkan aktif dalam pendistribusian MBG di tiap-tiap ruang kelas. Ia menekankan, pemberian MBG kepada siswa-siswi juga sebagai wahana untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.
"Jadi mereka tidak hanya makan saja, tapi dapat edukasi juga. Misalnya, siapa yang bertanggung jawab distribusi perkelasnya, siapa yang bertanggung jawab mengingatkan doa, yang bertanggung jawab masalah kebersihan, yang bertanggung jawab mengingatkan temannya untuk cuci tangan. Itu edukasi-edukasi yang harapannya akan lahir untuk menumbuhkan rasa empati siswa," pungkasnya.
Advertisement