Pemberdayaan Ekonomi Umat, Ansor-Pemuda Muhammadiyah Jajaki Kerja Sama
Dua Organisasi Kepemudaan terbesar di Jawa Tengah, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) dan Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah, menggelar Pertemuan dan silaturrahmi di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (PWM).
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jateng Zainudin Ahpandi mengatakan kepada seluruh organisasi kepemudaan di Jawa Tengah untuk turut andil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Seiring dengan perkembangan media komunikasi, yang dimana kita semakin dipermudah dalam menjalin komunikasi lintas dunia maya, Jangan sampai karena tidak hati-hati dalam menyikapi dinamika tersebut, kita akan tergerus dan bahkan mengekor tetapi tidak memiliki tujuan,” jelas Zainudin, tuturnya dikutip ngopibareng.id, Senin (8/1/2017).
Ketua GP Ansor Jateng, Sholahuddin Ali, mengajak kepada seluruh lapisan OKP di Jawa Tengah untuk lebih selektif dan berpikir cerdas dalam menyikapi dinamika politik kebangsaan dan kemajuan media sosial yang semakin tidak terbendung.
Dalam kesempatan berlangsung akhir Desember lalu, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah Kiai Tafsir, berharap dengan bertemunya organisasi Kepemudaan di Jawa Tengah (PWPM dan GP Anshor) agar jalinan silaturrahmi ini bisa diteruskan kepada tingkat-tingkat organisasi otonom, baik yang ada di Muhammadiyah dan NU.
Harapan tersebut dipertegas dengan evaluasi dia terkait kelemahan dua organisasi kepemudaan di Jateng yaitu terkait kelemahannya di bidang ekonomi, Menurut Tafsir, umat Islam jangan sampai kalah dengan umat yang laindalam bidang ekonomi.
Oleh karena itu, Ia berharap agar para pemuda bisalebih fokus pada bidang ekonomi, bagaimana dua organisasi kepemudaan tersebut bisa menggerakkan ekonomi di tingkat Jateng dan kebawahnya.
"Indonesia tidak butuhpengamat ekonomi tetapi menjadi pemain ekonomi", imbuhnya.
Tafsir menambahkan, dua organisasi kepemudaan Islam tersebut bertanggung jawab akan nasib bangsa; Multiaspek (Budaya, ekonomi, Pendidikan, Agama, dll). Harapannya adalah dua organisasi tersebut dapat meneguhkan kembali komitmen dan tekad Pemuda Indonesia agar dapat mengokohkan Indonesia.
"Pemuda Muhammadiyah saat ini mulai bergeser dari karakter awalnya yaitu dari Karakter Intelektual ke Karakter Gerakan, oleh karenanya beliau mempertegas dan berpesan agar pemuda Muhammadiyah bisa kembali kepada karakter awalnya yaitu Karakter intelektual (Karakter mengintelektualkan Gerakan), tutup Tafsir. (adi)