Pemberdayaan Ekonomi dan Politik, Ini Orientasi Kader Muhammadiyah
Bergerak pada wilayah kemasyarakatan sudah menjadi keharusan bagi kader–kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), karena hal tersebut menjadi salah satu lahan garap yang tertuang dalam landasan normatif IMM. Demikian, yang dilakukan oleh IMM komisariat Aufklärung Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Sebagai organisasi yang menegaskan arah geraknya untuk berpihak kepada kaum mustadh’afin (kaum yang lemah dan dilemahkan), IMM komisariat Aufklärung Teknik mengadakan Pendidikan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sebagai bekal untuk menganalisis kondisi konkret yang ada di Indonesia sebelum melakukan pemberdayaan secara langsung.
Pendidikan Pemberdayaan Masyarakat yang dikuti sebanyak 22 Pimpinan Harian Rayon dilaksanakan selama 3 hari, akhir tahun lalu, di SD 05 Muhammadiyah, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu.
Suwahyu, Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat menjelaskan, PPM ini memang diarahkan untuk membedah kondisi faktual masyarakat Indonesia yang saat ini masih terbelenggu pada kemiskinan dan ketertindasan.
“Padahal jika ditinjau dari sudut pandang sumber daya alam, Indonesia tidak mengalami kekurangan sedikit pun, sehingga seharusnya tidak ada alasan bagi masyarakat Indonesia untuk hidup dalam kemiskinan,” tuturnya, dalam siaran pers diterima ngopibareng.id.
Dalam PPM ini materi-materi yang diberikan kepada peserta lebih terfokus pada ekonomi, politik dan konsep pemberdayaan masyarakat.
“Ekonomi dan politik harus dipahami oleh setiap kader IMM Komisariat Aufklärung Teknik agar nantinya dalam melakukan pemberdayaan masyarakat mereka dapat mengetahui alasan dan maksud dalam melakukan pemberdayaan, tidak hanya sekedar langsung turun tapi juga mempunyai landasan yang kuat,” ujar Suwahyu.
Hal senada juga disampaikan oleh Habibi selaku Sekretaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Mahasiswa jurusan Teknik Informatika tersebut menegaskan bahwa pemberdayaan yang sesungguhnya adalah perjuangan ekonomi dan politik, bukan hanya sekadar bersifat kegiatan amal saja tanpa menyentuh masalah utamanya yang merupakan penyebab dari kemiskinan, tapi pemberdayaan yang dilakukan harus lebih dari itu yakni dengan terlibat secara langsung dalam upaya penyelesaian permasalahan ekonomi dan politik.
“Aspek ekonomi yang kita maksud adalah upaya pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan, dan aspek politik adalah upaya memperjuangkan hak untuk hidup, karena kebijakan–kebijakan yang dikeluarkan oleh rezim senantiasa mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat. Dengan harapan perjuangan secara politik ini adalah mereka berani mengawal kebijakan yang dikeluarkan oleh rezim dan berani melawan ketika tidak berpihak, sekali lagi politik adalah memperjuangkan hak untuk hidup bukan menitipkan nasib pada partai politik yang dihuni oleh kepentingan segelintir orang,” imbuhnya.
Setelah melakukan PPM ini peserta akan menjalankan rencana tidak lanjut yakni membuat konsep pemberdayaan masyarakat dan melakukan pemberdayaan langsung ke masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga konsistensi IMM komisariat Aufklärung Teknik dalam berpihak kepada kaum mustadh’afin. (adi)