Pembelajaran Bukan Hanya dari Buku
DI era digital ini, semua aspek kehidupan menjadi berubah. Tentu semua karena perkembangan teknologi yang semakin pesat. Karena serba digital, sekarang ini budaya membaca buku juga mengalami perubahan. Masyarakat cenderung membaca informasi dari ponsel pintar.
Saat ini terlihat adanya kecenderungan penurunan minat membaca, terutama membaca buku pada generasi muda. Keberadaan media sosial yang menawarkan beragam konten yang dikemas menarik secara audio dan visual serta up to date menjadikan lebih banyak digemari sebagai media pencarian informasi dibandingkan buku cetak.
Digitalisasi ini sebenarnya bisa kita sikapi untuk back to nature yaitu kembali ke tradisi budaya tutur.
Membaca memang bukan kultur masyarakat kita, tetapi budaya tutur. Secara sistem dan di keluarga diajari kembali untuk merenung dan titen (hasil berulang-ulang mempelajari tanda-tanda alam).
Buku bukanlah sebagai alat utama pembelajaran masyarakat. Namun, buku menjadi salah satu referensi dalam pencarian informasi maupun memahami persoalan.
Melalui peringatan Hari Buku Nasional ini jadi momentum mengembalikan pemikiran bahwa sumber belajar bukan hanya buku. Buku-buku tersebut hanyalah referensi bukan yang utama.
Membaca tulisan maupun buku menghasilkan manusia yang cerdas dan menjadikan berpikir secara rasional. Namun, buku bukanlah alat utama pembelajaran. Meskipun buku memberikan beragam informasi, namun tidak mengajarkan untuk berpikir kritis karena tidak terjadi dialog di dalamnya untuk menjawab berbagai keingintahuan pembacanya.
Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D.
Guru Besar pada Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sumber: laman UGM, Minggu 21 Mei 2023.
Advertisement