Pembatasan Ketat, Pabrik Xiaomi di China Mulai PHK Massal
Xiaomi Corp, salah satu perusahaan smartphone besar di China mulai melakukan pengurangan tenaga kerja massal, mencapai 15 persen dari keseluruhan. PHK berlangsung di tengah pembatasan ketat di China akibat COVID-19.
Dikutip dari koran berbasis di Hong Kong, Al Jazeera menulis jika kabar PHK massal muncul di sejumlah media sosial seperti Wibo, Xiaohongshu, dan Maimai. PHK berlangsung di sejumlah unit pekerjaan di smartphone dan juga layanan bisnis internet, kata South China Morning Post, per Selasa 20 Desember 2022.
Sedangkan pemutusan hubungan kerja disebut akan berdampak pada ribuan pekerja. Sebagian besar di antara mereka baru direkrut tahun lalu.
Juru bicara Xiaomi sendiri belum menyampaikan konfirmasi terkait kabar itu, namun menyebut jika perusahaan sedang melakukan penyesuaian secara rutin.
"Xiaomi baru saja menerapkan optimisasi personal dan organisasional, dengan dampak sekitar 10 persen dari seluruh pekerja. Mereka yang terdampak akan mendapatkan kompensasi sesuai regulasi," kata juru bicara Xiaomi kepada Al Jazeera.
Xiaomi memiliki sekitar 35.314 staf per 30 September 2022. Sebagian besar dari mereka berada di China.
Sementara, kabar ini muncul setelah pabrik itu mengumumkan akan menantang dominasi Apple pada gawai smartphone di kelas menengah ke atas.
Pada Februari, Eksekutif Xiaomi Lei Jun mengatakan jika Xiaomi sedang dalam perang melawan Apple dan memiliki visi untuk menjadi merek gawai asal China yang terbesar di kelas menengah ke atas selama tiga tahun ke depan.
Tahun 2021, Xiaomi mengalami peningkatan di penjualan akibat kebijakan Washington menerapkan sanksi perdagangan pada Huawei. Namun dampak itu tak berlangsung lama mengikuti laporan penurunan pertama sepanjang sejarah Xiaomi, pada Mei.
Laporan pendapatan sendiri menyebut jika Xiaomi mengalami penurunan sebesar 9.7 persen pada kuartal ketiga, di tengah serangan COVID-19 yang keras di China. Turunnya permintaan dan pembatasan yang ketat dari China berdampak pada turunnya penjualan secara total sebanyak 11 persen.
Advertisement