Pembantu Rektor IAIN Tulungagung: Irma Sudah Di-DO
Salah satu mahasiswa IAIN yang terlibat ISIS dan dideportasi Suriah, Irma Novianingsih ternyata sudah di-dropout (DO).
Demikian bantahan Pembantu Rektor III IAIN Tulungagung, Abad Badruzzaman, Senin, 28 Mei 2018. Irma sudah tidak menyelesaikan kuliahnya sejak semester VI tahun 2017 lalu.
"Irma sudah tidak aktif sejak awal semester VII pada tahun ajaran 2017 hingga sekarang. Statusnya dengan demikian nonaktif atau DO," kata Abad Badruzzaman.
Abad juga membenarkan nama deportan Suriah yang diduga terkait jaringan ISIS, Irma Novianingsih adalah sama persis dengan identitas Irma Novianingsih yang tercatat di buku induk mahasiswa IAIN Tulungagung.
Namun pihak kampus belum berani membuat kesimpulan bahwa dua identitas tersebut adalah milik orang yang sama. Artinya deportan atas nama Irma Novianingsih merupakan WNI asal Tulungagung yang pernah menjalani perkuliahan di IAIN Tulungagung.
"Kami belum akan menyimpulkan bahwa nama tersebut (Irma Novianingsih) pasti mahasiswa IAIN Tulungagung. Namun jika mengacu data dari intel, semua identik dengan database kami," kata Abad Badruzzaman.
Data pendukung dimaksud Abad adalah kesesuaian antara nama, alamat, tempat tanggal lahir hingga riwayat sekolah sebelum kuliah Irma Novianingsih.
Gadis kelahiran 23 November 1994 itu tercatat masuk di IAIN Tulungagung pada 2014 dengan mengambil jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Awal perkuliahan Irma menjalaninya dengan normal. Semester 1 Irma mengambil 11 mata kuliah dengan total 22 SKS. Konsistensi Irma berlanjut hingga semester V.
Namun memasuki semester genap di tahun ketiga ia mulai sering membolos. Dari total 10 mata kuliah yang diambil Irma pada semester VI, hanya tiga mata kuliah yang dijalaninya. Itupun tidak maksimal. "Semester ganjil (VII) pada 2017 Irma sudah tidak pernah mengikuti perkuliahan lagi hingga sekarang," kata Abad.
Status Irma Novianingsih saat ini disebut Pembantu Rektor I IAIN Tulungagung M Abdul Aziz telah "drop out" (DO) otomatis.
Hal itu dikarenakan Irma tidak pernah melakukan registrasi perkuliahan sejak 2017 hingga sekarang. Pada Juni 2018, Irma genap dua tahun nonaktif.
"Mahasiswa yang dua semester berturut-turut tidak melakukan heregistrasi tanpa keterangan, maka secara sistem dia dinyatakan DO," kata Aziz.
Irma Novianingsih kini masih ditahan di ruang karantina Rutan Bambu Apus, Jakarta Timur.
Bungsu dua bersaudara asal Desa Dukuh, Kecamatan Gondang itu berada dalam pengawasan dan pemeriksaan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) setelah dideportasi dari Suriah menggunakan pesawat Turkish Airline TK 056 pada Jumat (25/5).
Irma dideportasi bersama tujuh WNI lain yang diduga bergabung dengan jaringan ISIS di Suriah.
Namun untuk memastikan status dan keterkaitan Irma dan tujuh WNI lain itu dengan jaringan ISIS, Densus 88 Antiteror dan BNPT sampai saat ini masih intensif melakukan pendalaman. (ant/wit)
Advertisement