Jadi Inspirasi Kota Dunia, Ini Tolok Ukur Melihat Surabaya
Pembangunan Taman dan Ruang Publik yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya mendapat respon positif. Bahkan, menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasifik (Aspac), Dr. Bernadia Irawati Tjandradewi, pembangunan yang dilakukan Pemkot menjadi inspirasi dan tolak ukur bagi kota-kota lain di belahan dunia.
Menurutnya, di berbagai negara besar, ruang publik seperti taman sudah sangat jarang ditemui di tengah kota. Karena itu, pihaknya sangat mendukung langkah Pemkot Surabaya menyediakan ruang publik bagi warga kota.
"Banyak sekali yang sudah dengar tentang Kota Surabaya. Bahkan sudah menjadi inspirasi bagi kota lainnya," ujar Bernadia saat berkunjung ke kota Surabaya, Senin 17 Juni 2019.
Dalam kunjungannya itu, Bernadia hadir bersama beberapa UCLG lainnya seperti, Ms. Fanny Salle selaku Vice President of the Province Loire Atlantique, Mr. Simone Gioventti selaku Project Officer Cites Unies France and UCLG working group on prevention and management of teritorial crisis, David Sagita selaku UCLG ASPAC Public Space Specialist dan M. Helmi Abidin yang menjabat DRR Coordinator UCLG ASPAC.
Bagi Bernadia, dengan banyaknya ruang publik seperti taman, warga Surabaya bisa menyalurkan bakat, kreativitas, bersosial dan berinteraksi satu dengan yang lain.
Terlebih, kehadiran ruang publik turut mempercantik estetika kota dan menyeimbangkan suhu udara yang mulai meningkat akibat polusi udara kendaraan dan pemanasan global.
Salah satu taman yang dikunjungi Bernadia dan delegasi UCLG adalah Taman Ex Incinerator di Taman Harmoni Keputih. Bagi Bernadia, meski konstruksi tamannya belum tuntas, jika dilihat dari blueprint yang ada, ia menilai idenya sangat brilliant dan bagus.
Seperti diketahui, Taman Ex Incinerator merupakan salah satu taman yang baru diresmikan oleh Risma. Dengan luas mencapai 2,8 hektar dengan luasan lahan yang sudah dibangun tahun 2019 mencapai 1,2 hektar.
Taman Ex Incinerator, dulunya merupakan eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Atas inisiasi Risma, taman itu kemudian diubah menjadi ruang publik yang indah dan futuristik.
Bahkan ia mengapresiasi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang membangun sekitar 70 taman baru di Kota Pahlawan.
"Bagus sekali, ada 70 taman baru yang dibangun tahun ini di Surabaya, karena rata-rata di kota besar itu keterbatasan lahan, tapi karena komitmen sangat tinggi dari pemimpinnya, sehingga lahan terus ada untuk disediakan sebagai ruang publik," lanjut Bernadia.
Setali tiga uang, Vice President of the Province Loire Atlantique France, Ms. Fanny Salle, menilai, komitmen Pemkot Surabaya menyediakan taman atau ruang terbuka hijau di tengah kota merupakan langkah tepat.
Ia juga membandingkan dengan negaranya, Perancis. Menurut Fanny, kota-kota besar Perancis, tidak memiliki cukup alam terbuka, seperti pepohonan dan taman. Jadi ketika musim panas tiba, masyarakat banyak yang memilih untuk berpindah.
Yang terjadi di Surabaya merupakan kebalikannya. Meski Surabaya menghadapi masalah cuaca panas sepanjang tahun, tapi dapat diatasi dengan cara membangun taman untuk menambah kesegaran di dalam kota.
"Ini bisa menjadi referensi untuk kunjungan bagi negara di Eropa, agar anak anak kita nanti merasakan kesegaran, dan sangat menarik jika masyarakat Eropa berkunjung segera ke Surabaya," pungkas Fanny.