Kepala BPJN XVII Manokwari Beri Motivasi Mahasiswa Unipa
Pesatnya pembangunan Papua Barat membuka kesempatan luas bagi lulusan Fakultas Teknik Sipil mengaplikasikan ilmunya selama di bangku kuliah. Peluang ini disampaikan Kepala Balai Pemeliharaan Jalan Nasional (BPJN) XVII Manokwari DR Ir Yohanis Tulak Todingrara MT ketika memberi materi Kuliah Tamu di depan mahasiswa angkatan pertama Universitas Papua (Unipa), Jumat 16 November pagi.
Institusi di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini, dalam satu tahun anggaran setidaknya melibatkan 600-800 insinyur teknik sipil dalam proyek Trans Papua Barat. “Mulai dari perencanaan jalan, jembatan hingga pemeliharaan, butuh tenaga-tenaga engineer atau insinyur teknik sipil. Ini harus dijadikan motivasi dan spirit bagi adik-adik mahasiswa teknik sipil Universitas Papua untuk belajar dengan giat,” terangnya.
Pada paparan agenda yang bertema “Apa Peran Insinyur Sipil dalam Pembangunan Infrastruktur dan Jembatan” tersebut, Yuhanis bahkan menganalogikan jika sarjana teknik sipil ibarat profesi dokter. Hanya saja, sarjana teknik sipil kegiatannya pasti ada di luar ruangan.
Itu yang menjadi kelebihan profesi ini dan semua sektor pembangunan fisik pasti melibatkan engineer. Sekitar 60 menit Yuhanis memberi gambaran global tentang masa depan dan tantangan kepada 80 mahasiswa yang mengikuti kuliah tamu.
Dalam satu momen, Yohanis memberikan tantangan kepada Dekan Fakultas Teknik Sipil Unipa Elias K Bawan ST.M,Eng untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) siap pakai dalam pembangunan Trans Papua Barat, khususnya dalam segi kebutuhan teknik sipil.
“Ada tantangan dan harapan di Trans Papua. Ini merupakan proyek nasional untuk membuka akses transportasi darat yang tersambung dari Merauke di Papua hingga Sorong di Papua Barat. Total jaraknya 4.330,07 kilometer di mana 1.070,62 kilometer ada di wilayah Papua Barat dengan BPJN XVII Manokwari sebagai institusi yang berwenang menangani,” beber Yohanis.
Panjang ruas Trans Papua Barat nyaris sama dengan jarak dari ujung timur hingga barat Pulau Jawa. Karenanya, proyek ini membutuhkan SDM-SDM yang terampil dan siap pakai. “Akan lebih bagus jika SDM itu dicukupi oleh lulusan Universitas Papua. Kalau 80 mahasiswa ini lulus semua, itu hanya 10 persen dari kebutuhan tenaga sarjana teknik sipil di setiap tahun anggaran. Bukan hanya Trans Papua saja, akan ada pengembangan infrastruktur lainnya setelah terbuka,” kata pejabat lulusan Faktultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Makasar tersebut.
Selain untuk menambah semangat dan motivasi angkatan pertama Fakultas Teknik Sipil Unipa, kuliah tamu juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Hari Bakti PU ke-73. Dalam acara itu juga dihadiri konsultan, civitas akademika Unipa dan beberapa staf BPJN XVII Manokwari. Sebelum mengakhiri acara, kedua belah pihak saling memberikan cinderamata yang dilanjutkan dengan sesi foto bersama. (gem)
Advertisement