Pembangunan Infrastruktur Fokus ke Masyarakat dan Nilai Tambah
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyambut Menteri Kabinet Kerja 2014-2019 Ignasius Jonan yang menjadi narasumber dalam kegiatan Leadership Lecture Entrepreneurship dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Publik di Auditorium Kementerian PUPR, Senin 3 Juli 2023.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh seluruh Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama, Kepala Balai Besar/Balai hingga para pejabat administrator di lingkungan Kementerian PUPR tersebut, Menteri Basuki menegaskan bahwa setiap pekerjaan penyelenggaraan infrastruktur di Kementerian PUPR bukan merupakan pekerjaan individu, melainkan pekerjaan bersama. Sehingga, harus memberikan value bagi insan PUPR yang lainnya.
“Tidak ada satu pun pekerjaan di Kementerian PUPR yang dikerjakan satu orang atau unit organisasi. Setiap pekerjaan harus bisa menjadi input bagi unit organisasi yang lain. Jadi, budayakan silaturahmi antar rekan kerja agar dapat saling berbagi dan value untuk yang lain,” tegas Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga berharap, agar insan PUPR dapat mengimplementasikan pesan Napoleon Bonaparte terkait karakter pemimpin yang dapat mempengaruhi karakter anggotanya.
“Saya ingin PUPR ini merupakan singa-singa yang dipimpin oleh singa yang buas. Sehingga, kita semua memiliki karakter yang tangguh dan dapat perform sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat,” harap Menteri Basuki.
Senada dengan Menteri Basuki, Ignasius Jonan juga mengatakan, pada dasarnya prinsip dari penyelenggaraan infrastruktur publik adalah membangun value creation for public services. Sehingga, Kementerian PUPR sebagai lembaga penyelenggara harus fokus kepada masyarakat dan dapat memberikan nilai tambah.
“Mindset kita harus fokus kepada customer, jadi pada apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, bukan apa yang bisa kita buat. Karena apa yang kita buat tidak akan ada artinya kalau tidak digunakan oleh masyarakat,” kata Ignasius Jonan.
Di samping itu, dalam penyelenggaraan infrastruktur publik juga harus melihat dampaknya ke depan, terutama yang berkaitan dengan environment, social, dan government (ESG).
“Proses bisnisnya tetap harus mempertimbangkan dampak bagi lingkungan, terutama resiko kalau gagal memitigasi climate change. Kemudian masyarakat dan tata kelola pemerintahan. Tapi, sebagai public servant kita harus mengutamakan masyarakat, karena yang menggaji kita juga masyarakat,” tegas Ignasius Jonan.
Terakhir, Menteri Basuki mengapresiasi Ignasius Jonan yang telah membagi pengalamannya selama memimpin beberapa lembaga negara dan badan usaha kepada para insan PUPR. “Terima kasih atas pencerahannya mengenai leadership dan entrepreneurship, mudah-mudahan dapat mempengaruhi kita semua dalam mengambil keputusan. Dan yang terpenting, adalah apa yang dibutuhkan dan apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat,” tutup Menteri Basuki.