Pembangunan Gedung Baru DPRD Surabaya Dipaksakan Karena Mengejar Penyerapan Anggaran
Penyerapan anggaran Dinas Cipta Karya Kota Surabaya tahun 2017 hingga November sangat rendah, di bawah 45 persen, sehingga proyek pembangunan gedung baru DPRD disusun dan dilaksanakan tergesa-gesa, sebelum tutup tahun.
Dinas yang nama lengkapnya Dinas Perumahan Rakyat, Pemukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRPCKTR) menganggarkan sekitar Rp 60 milyar untuk pembangunan gedung baru DPRD. Karena itu pelaksanaannya harus dikebut, sehingga tanpa melakukan kordinasi dan sosialisasi terlebih dahulu, tiba-tiba masjid Assakinah yang berada di komplek Balai Pemuda dibongkar 22 Oktober lalu.
Kemudian sekretariat dua organisasi kesenian yaitu DKS (Dewan Kesenian Surabaya) dan BMS (Bengkel Muda Surabaya) buru-buru juga akan dihancurkan menyusul masjid Assakinah. Padahal tanah yang sekarang ini digunakan untuk kantor DPRD, sebelumnya adalah secretariat DKS serta BMS, dan galeri serta ruangan besar bernama Loka Seni untuk pertunjukan teater, tari atau kesenian lain.
Proses yang jelas sekali dikebut sehingga terkesan ceroboh dan ngawur itu dilakukan tidak lain supaya bisa dilakukan penyerapan anggaran, karena rendahnya realisasi seapan sehingga DPRPCKTR.
Seorang anggota dewan mengakui, Komisi C serta pimpinan DPRD Surabaya terlibat dalam proyek ini, temasuk juga Kepala Dinas Cipta Karya.
“Tahun ini 2017 Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Dinas Cipta Karya dalam APBD besarnya Rp. 903.5 milyar, tapi sekarang baru terserap Rp. 376.6 miliyar, atau sekitar 42 persen saja. Artinya Dinas Cipta Karya harus ngebut menghabiskan anggarannya, termasuk yang telah dianggarkan yaitu pembangunan gedung baru DPRD,” kata anggota DPRD Surabaya ini.
“Sebenarnya yang akan dibangun di komplek Balai Pemuda ini ada dua gedung, yaitu gedung Type A senilai Rp 30 milyar, dan satu gedung lagi type B terdiri 8 tingkat senilai Rp 60 milyar, total nilainya Rp 90 milyar,” katanya.
“Yah, karena ini proyek multi years, maka proyek ini akan selesai tahun 2019, persis menjelang Pemilu anggota legislatif. Lumayan dapat biaya kampanye bagi yang hendak maju lagi, atau dapat pesangon bagi yang tidak mencalonkan lagi,” tambahnya.
Seharusnya tahap awal pembangunan gedung type B sudah akan dimulai dengan proyek pembangunan konstruksi senilai Rp 20 milyar, yang pemenang tendernya sudah bisa ditebak oleh para kontraktor rekanan Pemkot, yaitu PT Cipta Karya Multi Tehnik.
Menurut beberapa kontraktor yang dikonfirmasi, PT CKMT adalah kontraktor yang memang dibawa beberapa petinggi DPRD Surabaya. Sebelumnya, PT CKMT melalui pelelangan yang resmi juga telah memenangkan dua proyek pembangunan basement di sisi utara dan sisi selatan pelataran parkir komplek Balai Pemuda, masing-masing nilai proyeknya Rp 20 milyar.
Terhentinya perobohan masjid Assakinah karena reaksi keras umat Islam, berbagai elemen masyarakat terutama MUI, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan LSM KBRS (Komunitas Bambu Runcing Surabaya) serta Sakera (Satu Kedaulatan Rakyat), menjadikan tahap pertama pembangunan konstruksi jadi terhambat. Akibatnya, proyek jadi terhambat dan target penyerapan anggaran untuk menaikkan presentasi serapan tidak tercapai. Lantas dicarilah cara lain agar anggaran tetap terserap, sebelum bulan Desember berakhir. (nis)