Pembangunan Bendungan Karangnongko Akan Dimulai, Ini Progresnya
Proyek Strategis Nasional (PSN), Bendungan Karangnongko segera dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo di perbatasan Kabupaten Blora dengan Kabupaten Bojonegoro. Tepatnya di selatan Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan, yang berbatasan dengan Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo.
Bendungan ini akan membendung Sungai Bengawan Solo. Diprediksi dapat menampung sebanyak 59,1 juta meter kibik air, dengan luasan genangan 1026,5 Ha.
Kepala BBWS Bengawan Solo, Maryadi Utama, menyampaikan bahwa anggaran pembangunan konstruksi Bendungan Karangnongko ini adalah Rp1,5 Triliun. Anggaran itu langsung dari APBN dengan sistem tahun jamak.
Dia menyebutkan, lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan konstruksi bendungan seluas 246,18 ha. Sementara, untuk pengadaan lahan akan mulai dilaksanakan tahun 2023 ini. "Berdasarkan hasil rakor 3 Januari 2023 kemarin untuk pengadaan lahan wilayah Kabupaten Blora akan dilaksanakan oleh BBWS Bengawan Solo,” ungkapnya, dalam keterangannya Minggu 30 April 2023.
Sedangkan pembangunan fisik, kata dia, secara bertahap akan dilakukan hingga 2026, dan akan mulai digenangi pada 2027. “Jadi ini bukan lagi Bendung Gerak seperti yang banyak diberitakan dahulu. Namun diubah menjadi Bendungan. Yang tadinya ada saluran pengelak, diubah menjadi saluran pelimpas,” tambahnya.
Berharap Dua Desa Tetap Berada di Sekitar Bendungan
Diketahui, untuk memastikan sampai mana perkembangan kesiapan pembangunan PSN ini, Bupati Blora Arief Rohman, mengunjungi kantor BBWS Bengawan Solo pada Jumat 28 April 2023 kemarin. Sekaligus meminta arahan terkait pembebasan lahan karena tidak memungkinkan menghilangkan desa yang akan terdampak genangan.
Dia didampingi oleh Kepala DPUPR, Kepala Dinrumkimhub, Kepala Dinas PMD, Sekretaris Bappeda, Pengelola KHDTK Getas UGM, hingga Camat Kradenan. "Kita ingin Desa Ngrawoh dan Desa Nginggil tetap ada. Dua desa ini mayoritas akan tergenang. Kami inginnya bukan dipindahkan jauh tetapi direlokasi atau pemukimannya digeser ke wilayah yang tidak tergenang dekat Bendungan Karangnongko,” ucap bupati.
Terkait mekanismenya seperti apa, Gus Arief sapaan akrabnya, mengaku akan berkonsultasi terlebih dahulu ke Kementerian LHK, Kementerian PUPR, dan Kementerian Dalam Negeri.
Karena ini PSN yang didanai langsung oleh APBN Pusat, kata dia, maka pihaknya perlu konsultasi juga dengan kementerian. "Akan dibentuk tim bersama BBWS Bengawan Solo dan UGM untuk mendampingi proses ini. Apakah nanti digeser ke wilayah hutan Perhutani atau ke wilayah KHDTK UGM. Perlu meminta petunjuk kementerian,” ujar bupati.
Hasilnya nanti seperti apa, akan disosialisasikan ke masyarakat. Pihaknya meminta masyarakat di bawah tidak gusar. Karena Pemkab sedang mengupayakan yang terbaik. Masih ada waktu, karena pengisian bendungan baru akan dilaksanakan tahun 2027.
Menurut bupati, pembangunan akan dimulai dari wilayah Bojonegoro terlebih dahulu karena di sisi timur Bengawan Solo tidak banyak pemukiman, mayoritas hutan dan lahan kosong, lahannya sudah siap. Sedangkan wilayah Blora, sisi barat Bengawan Solo menunggu kepastian relokasi pemukiman warga yang akan kita upayakan konsultasi bersama ke Kementerian tersebut.
“Kedepan Bendungan Karangnongko ini akan bermanfaat untuk mencegah kekeringan wilayah Blora Selatan, irigasi pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, dan pariwisata. Selain gerbang dari Bojonegoro, juga akan dibangun gerbang bendungan dari sisi Kabupaten Blora,” pungkas bupati.