Pemain PSMP Pertanyakan Hukuman yang Menimpa Timnya
Hukuman terhadap PS Mojokerto Putra (PSMP) atas kasus Match Fixing dan larangan mengikuti kompetisi musim 2019 mendapat banyak perdebatan. Dari sekian banyak tim kontestan Liga 2, hanya PSMP saja yang menerima hukuman ini. Padahal dari beberapa kasus hampir seluruh tim yang mengikuti kompetisi terlibat kasus pengaturan skor.
Salah seorang pemain PS Mojokerto Putra yang tak ingin disebut namanya mengaku kaget dengan berita keputusan Komite Disiplin PSSI. Karena dalam surat keputusan terkait dugaan kasus Match Fixing itu.
Bahkan ia menyesalkan mengapa hanya PS Mojokerto Putra saja yang menerima sanksi ini. Padahal masih ada tim yang terlibat pengaturan skor di Indonesia.
Ia menjelaskan, dalam struktural manajemen tim tidak ada nama Vigit yang tertulis. Maka soal pengaturan skor ia menilai PSMP tidak ikut campur.
"Saya kaget, baru tahu setelah baca ada berita ini. Yang saya sesalkan kenapa hanya PS Mojokerto yang di sanksi seharusnya tim lain juga jika harus di proses seperti ini. Kalau begini bagaimana nasib kami para pemain, kita juga masih terikat kontrak untuk piala Indonesia," kata pemain asal Sidoarjo itu saat dihubungi, Minggu 23 Desember 2018 siang.
Sebelumnya, PSSI pusat mengeluarkan rilis jika PS Mojokerto Putra mendapat sanksi tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia musim 2019. Tim yang bermarkas di Mojokerto ini melakukan Match Fixing pada dua pertandingan PS Mojokerto Putra melawan Kalteng Putra pada tanggal 3 dan 9 November 2018.
Selain itu, juga saat PS Mojokerto Putra melawan Gresik United, tanggal 29 September 2018. Laga lainnya, yakni saat PS Mojokerto Putra menghadapi Aceh United.
Laga Aceh United versus PS Mojokerto Putra yang berlangsung pada 19 November 2018 pemain PS Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma diduga sengaja tidak mencetak gol pada tendangan penalti yang dieksekusinya.
Hasil itu membuat komdis memanggil Krisna sebanyak tiga kali. Namun yang bersangkutan tidak hadir ataupun memberikan alasan. Dengan adanya keterangan pendukung yang didapat Komdis dan referensi kasus hukum sepak bola, maka Komdis menghukum sanksi seumur hidup. (hrs)