Peluncuran SMK Asy-Syarif Mitra Industri, Menaker: Peluang ke Luar Negeri
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah optimis keberadaan SMK Asy-Syarif Mitra Industri di Mojokerto, Jawa Timur akan turut menurunkan tingkat pengangguran.
"Saya baru saja melaunching SMK Asy-Syarif Mitra Industri. Tahun ajaran baru 2024-2025 SMK Asy-Syarif Mitra Industri membuka pendaftaran siswa baru untuk dua jurusan yaitu Ototronik dan Mekatronik," katanya, kepada wartawan usai soft launching SMK Asy-Syarif Mitra Industri di Desa Brangkal Kecamatan Sooko, Mojokerto, Sabtu 22 Juni 2024.
Tak hanya soft lauching saja, sosialisasi pemagangan luar negeri khususnya ke Jepang dilaksanakan Kementerian Ketenagakerjaan di Lingkungan Pendidikan Islam (LPI) Asy Syarif, Kabupaten Mojokerto.
Menurut Ida Fauziyah, hal itu sebagai upaya menekan angka pengangguran di Indonesia. Dengan mengambil peluang pemagangan ke luar negeri.
Seperti diketahui, pemagangan luar negeri adalah bagian dari pelatihan vokasi (pendidikan kejuruan) dan menjadi salah satu metode peningkatan kompetensi paling efektif. "Sebab peserta magang akan berlatih dan berinteraksi langsung dengan sistem yang ada di perusahaan," terang Ida Fauziah.
Saat ini, Indonesia merupakan negara pengirim peserta magang ke Jepang terbanyak setelah Negara Vietnam. Tren menunjukkan, perusahaan-perusahaan Jepang merasa puas dengan kualitas peserta magang yang berasal dari Indonesia. Terbukti, hingga 2024, kerjasama pemagangan luar negeri antara Indonesia dan Jepang telah berlangsung selama 31 tahun sejak 1993.
Selain itu, telah ribuan alumni yang sukses menerapkan kompetensi yang didapat pada proses pemagangan baik menjadi pengusaha, pekerja di perusahaan besar, hingga berkecimpung di dunia politik.
Untuk itu dengan lahirnya SMK Asy-Syarif Mitra Industri harapannya pendidikan vokasi yang ada di sini menyumbangkan tenaga-tenaga terampil baru agar mengurai tingkat pengangguran kita.
Dengan dua jurusan tersebut para siswa nantinya diajarkan dan dilatih keahliannya tentang teknologi yang dibutuhkan industri saat ini dengan semua hal berbasis elektronik bahkan robotik.
Ida menyebut salah satu problem pendidikan di Indonesia adalah masih adanya mismatch antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
Oleh karena itu, untuk mengurai masalah tersebut adalah menyesuaikan dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri agar terjadi link and match.
"Kami menyambut baik pendirian SMK Asy-Syarif Mitra Industri melakukan link and match dengan dunia industri dunia usaha sejak dari awal pendirian sekolah ini sudah bersama-sama dengan industri," tegasnya.
Dia berharap SMK ini nantinya bakal benar-benar menjadi sekolah kejuruan yang sebenarnya. Untuk itu pembangunan SMK Asy-Syarif Mitra Industri merupakan kolaborasi antara industri yang ada di kawasan industri MM 2100 dengan Yayasan Pendidikan dan Sosial Asy-Syarif. "SMK ini bisa menyeimbangkan skill manusai sesuai kompetisi industri. The real vocational school yang kita harapkan," ungkapnya.
Sementara Ketua Yayasan Industri Mandiri, Darwoto menjelaskan bahwa pihaknya siap untuk melaksanakan tahun ajaran 2024-2025 dengan dua jurusan, yaitu ototronik, dan mekatronik.
Karena SMK ini didukung berbagai kalangan akademisi, dunia usaha, hingga industri, sehingga mampu menghasilkan SDM yang sesuai kebutuhan industri itu sendiri.
"Kita juga dari dunia industri, KADIN, Apindo, dan himpunan kawasan indutri Jawa timur mensuport hadirnya SMK ini. Tentu kalau industri dan usaha sudah cawe-cawe dengan vokasi, tentu hasilnya akan sesuai kebutuhan industri itu sendiri," pungkasnya.