Peluncuran Rudal Hipersonik Pertama Sukses, Ini Klaim Korea Utara
Korea Utara mengatakan, pihaknya berhasil menguji rudal hipersonik baru yang menyiratkan tengah dikembangkan berkemampuan nuklir.
Uji coba rudal Selasa pagi 28 September 2021 menjadi peluncuran ketiga Korea Utara bulan ini. Hal itu berlangsung tak lama sebelum utusan Korea Utara untuk PBB menuduh Amerika Serikat bermusuhan dan menuntut pemerintah Biden secara permanen mengakhiri latihan militer bersama dengan Korea Selatan dan penyebaran aset strategis di kawasan tersebut.
Sebuah foto yang diterbitkan di media pemerintah Korea Utara menunjukkan sebuah rudal yang dipasang dengan muatan berbentuk kerucut yang meluncur ke udara di tengah nyala api oranye terang.
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengatakan rudal itu memenuhi persyaratan teknis utama selama uji terbang pertamanya, termasuk stabilitas peluncuran dan kemampuan manuver serta karakteristik terbang “peluncur lepas hulu ledak hipersonik”, seperti dikutip dari Associated Press, Rabu 29 September 2021.
Menembakkan Rudal ke Laut Timur Jepang
Pengumuman Korea Utara ini muncul sehari setelah militer Korea Selatan dan Jepang mengatakan mereka mendeteksi Korea Utara menembakkan rudal ke laut timurnya. Komando Indo-Pasifik AS mengatakan peluncuran itu menyoroti “dampak destabilisasi dari program senjata gelap (Korea Utara).”
Korea Utara yang pekan lalu membuat tawaran perbaikan hubungan dengan Selatan asallkan sejumlah syarat terpenuhi, tampaknya kembali ke pola demonstrasi senjata campuran dengan menawarkan perdamaian untuk merebut konsesi dari luar.
Negosiasi mengenai program nuklirnya telah menemui jalan buntu sejak Februari 2019. Korea Utara menuntut pencabutan sanksi yang dibawa AS sambil bersikeras bahwa pihaknya memiliki hak atas program senjata nuklir.
Para pejabat AS telah menjelaskan bahwa sanksi akan tetap berlaku sampai Korea Utara mengambil langkah nyata menuju denuklirisasi.
Pada pertemuan partai yang berkuasa pada bulan Januari, Kim menyebut kendaraan luncur hipersonik, yang diluncurkan dari roket sebelum meluncur ke sasaran, ada di antara daftar keinginan aset militer canggih.
KCNA menggambarkan rudal baru sebagai tambahan penting persenjataan "strategis" negara itu, menyiratkan bahwa sedang dikembangkan sistem untuk membawa senjata nuklir.
Laporan itu juga mengatakan tes tersebut mengonfirmasi stabilitas kapsul bahan bakar rudal, yang menunjukkan teknologi dalam menambahkan propelan cair sebelumnya dan membuatnya siap diluncurkan selama bertahun-tahun. Dan seorang pejabat Korea Utara mengatakan bahwa Korea Utara berencana memperluas sistem itu ke semua misil berbahan bakar cairnya.
Rudal berbahan bakar cair lebih rentan daripada rudal berbahan bakar padat karena perlu diisi bahan bakar secara terpisah dan diangkut ke lokasi peluncuran menggunakan truk yang dapat dilihat oleh satelit musuh atau aset militer lainnya.
Kim Dong-yub, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, mengatakan Korea Utara sedang berusaha meningkatkan mobilitas senjata ini.