Pelukis dan Guru Besar ITB Srihadi Soedarsono Tutup Usia
Pelukis Srihadi Soedarsono meninggal dalam usia 90 tahun pada Sabtu, 26 Februari 2022. Srihadi Soedarsono meninggal pukul 05.15 WIB di kediamannya di Bandung.
"Innalillahi Wa Inna Illaihi Raji'un. Telah berpulang Bp. Prof. Srihadi Soedarsono pada hari Sabtu tanggal 26 Februari 2022, pukul 05.15 WIB di kediaman beliau Jl. Ciumbuleuit no 173 Bandung," demikian pesan tertulis yang beredar di media sosial.
Jenazah disemayamkan di Aula Timur Institut Teknologi Bandung (ITB) dan akan disalatkan di Masjid Salman.
Kabar duka ini juga disampaikan oleh ITB melalui akun media sosial mereka. Sebagai informasi, Srihadi Soedarsono merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa ITB dan pernah mengajar sebagai dosen.
"Rektor, Pimpinan, dan Segenap Keluarga Besar ITB turut berduka cita atas berpulangnya Ir. Prof. Drs. KRH Tumenggung H. Srihadi Sudarsono Adhikoesoemo, M.A., purnabakti Guru Besar, Fakultas Seni Rupa dan Desain. Semoga Almarhum mendapat tempat mulia di sisi-Nya," tulis akun Twitter ITB.
Selain di ITB, Srihadi Soedarsono pernah menjadi dosen di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan menjabat sebagai Ketua Akademi Seni Rupa LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta) pada 1974. Keluarga besar IKJ ikut berduka dan merasa kehilangan atas kepergiaan Srihadi Soedarsono.
"Telah berpulang Prof. Srihadi Soedarsono, MA (1931-2022) pada hari Sabtu, 26 Februari 2022 pk 05.15 WIB, seniman besar Indonesia yang sangat berperan dalam pengembangan pendidikan Institut Kesenian Jakarta di era 1970-an selaku Ketua Akademi Seni Rupa LPKJ 1974," tulis akun Twitter IKJ.
Pada November lalu, Srihadi Soedarsono mendapatkan Sang Hyang Kamahayanikan Award di Borobudur Writers and Cultural Festival atau BWCF 2021. Srihadi Soedarsono adalah pelukis yang tak habis-habisnya melukis Borobudur sejak tahun 1970-an. Srihadi Soedarsono juga merupakan salah satu nama perupa yang cukup dibahas dalam buku Claire Holt: Art in Indonesia, Continuities and Change.
Srihadi Soedarsono menoreh banyak penghargaan dari sejumlah negara berkat bakat melukisnya, antara lain Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1971), Cultural Award dari Pemerintah Australia (1973), Hadiah terbaik di ajang Biennale Jakarta III Seni Lukis Indonesia (1978), dan Fulbright Grant dari Pemerintah Amerika Serikat (1980).