Peluang Usaha Homestay di Wisata Religi Syekh Abu Hasan Blitar
Wisata religi Syekh Abu Hasan Syekh Abu Manshur di Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur telah buka kembali seperti masa sebelum pandemi Covid-19. Tetapi di area ini tetap menggunakan disiplin kesehatan dengan cara memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.
Geliat wisata religi ini tentu berimbas bagi warga pemilik homestay. "Sempat ada penurunan jumlah tamu yang menginap karena Covid," ungkap Aspari, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Poldarwis) Desa Kuningan kepada Ngopibareng.id, Rabu 31 Maret 2021.
Ada enam homestay di area wisata religi tersebut. Rata-rata satu homestay tersebut berisi tiga kamar. Ini merupakan aturan yang dibuat Aspari selaku Ketua Pokdarwis. "Tidak boleh homestay lebih dari tiga kamar. Peraturan itu dijalankan sejak berdirinya Pokdarwis Desa Kuningan pada 2018 silam," jelas dia.
Usaha homestay ini dipelajari Aspari dari kota wisata Yogyakarta. Ia kemudian bersama warga mengembangkan usaha homestay di lingkungan kawasan wisata religi Syekh Abu Hasan.
"Homestay disediakan bagi para penziarah Syekh Abu Hasan," jelas Aspari.
Mengenal Sosok KH Abu Hasan
Syekh Abu Hasan adalah penghulu Kraton Yogyakarta periode pertama setelah perjanjian Giyanti. Ia sampai ke Desa Kuningan untuk menjalankan misi bersama pahlawan Pangeran Diponegoro syiar Islam dan menjadi tonggak melawan penjajahan Belanda sebelum Perang Jawa 1825-1830.
Pada 2015 silam, penghulu Kraton Yogyakarta yakni mendiang Mbah Sripujo napak tilas menelusuri silisilah yang berhubungan dengan penghulu kraton Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan penelitian tentang ketokohan Syekh Abu Hasan oleh para budayawan Jawa, Ki Herman Sinung Janutama dari Yogyakarta, pada Oktober 2018.
"Kehadiran budayawan Ki Hermannini memperkuat ketokohan Syekh Abu Hasan merupakan ulama yang disebar Pangeran Diponegoro untuk dakwah dan melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda," jelas Aspari.
Setelah itu, makam Syekh Abu Hasan menjadi tempat tujuan wisata religi. "Hampir setiap hari selalu ada rombongan datang untuk melakukan ziarah kubur," sambung dia.
Tamu Merasa Tinggal di Rumah Sendiri
Homestay di area wisata religi Syekh Abu Hasan sudah dibangun Pokdarwis Desa Kuningan sebelum pandemi Covid-19. Dahulu, hampir setiap malam kamar homestay selalu dipenuhi para tamu. Setelah pandemi Covid-19 pada 2 Maret 2020, rata-rata hanya ada satu tamu yang menginap.
"Para tamu dipelakukan serasa tinggal atau istirahat di rumah sendiri," promosi Aspari.
Tamu yang datang, lanjut Aspari, tidak bisa langsung tinggal di homestay. Mereka harus melalui Pokdarwis Desa Kuningan terlebih dulu untuk regiatrasi. "Ini dilakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan tamu maupun pemilik homstay," tega Aspari.
Agar di antara homestay terjadi pemerataan kedatangan tamu, maka Pokdarwis bertugas mengatur sirkulasi tamu. "Jangan sampai ada homestay yang sama sekali tidak menerima tamu. Harus ada pemerataan," imbuh dia.