Peluang Emas, Pontensi Mahasiswa Jadi Eksportir Produk Halal
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menyambut baik program mahasiswa Indonesia menjadi eksportir produk halal. Inisiasi ini dilakukan Sekolah Ekspor bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ristek.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPJPH, Mastuki melihat potensi besar mahasiswa calon eksportir. Saat menjadi mentor ahli Sekolah Ekspor ini, Mastuki menyatakan optimis mahasiswa berpeluang besar mendukung cita-cita Indonesia sebagai produsen terbesar produk halal dunia.
Optimisme juga tampak di kalangan mahasiswa, terlihat dari banyaknya chat pada saat virtual meeting mentoring dengan tema menggelitik "Mungkinkah Mahasiswa Menjadi Eksportir? Potensi Ekspor Produk Halal dan Pertanian" dalam program Mentoring Export Wisdom pada Sekolah Ekspor.
"Saya sangat senang melihat di sini banyak yang menjawab bisa, pasti bisa, sangat bisa! Optimisme ini luar biasa. Saya akan memaparkan sejumlah fakta dan data untuk memberikan ilustrasi besarnya peluang ekspor produk halal Indonesia sehingga optimisme teman-teman mahasiswa semakin kuat," kata Mastuki secara virtual di Jakarta, dikutip Sabtu 28 Agustus 2021.
Pemain Global dari Indonesia
Mastuki menjelaskan, Indonesia berkesempatan menjadi pemain global di bidang halal, termasuk menjadi eksportir terbesar produk halal di dunia. Hal ini dapat terwujud asalkan Indonesia mampu memaksimalkan halal capital atau modal halal yang dimiliki.
"Halal capital itu di antaranya modal religius-demografis, modal sosio-kultural, modal usaha dan dunia industri, modal ekonomi, modal regulasi-dukungan politik, serta modal bilateral-multilateral," paparnya.
Secara demografis, penduduk Muslim di Indonesia mencapai 209,1 juta jiwa (87,%) atau 13,1% dari populasi Muslim di dunia. Kebutuhan produk halal secara lokal yang besar tentu sangat mendukung iklim industri halal.
Sementara secara sosio-kultural, masyarakat secara kreatif menghasilkan aneka produk halal, mulai kuliner unggulan dan khas daerah atau produk estetik. Di sisi lain, trend gaya hidup halal juga meningkat.
UMK dan Industri Rakyat
"Di sisi industri, jumlah UMK mencapai 62 juta. Ini potensi besar dan diupayakan terus tumbuh, naik kelas, dan berorientasi ekspor. Selain tentunya memenuhi pangsa pasar lokal yang juga sangat besar." imbuhnya.
Perhatian pemerintah mengembangkan UMK juga sangat besar. Ini dibuktikan dengan berbagai kemudahan dan fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada UMK, mulai dari permodalan, kemudahan perizinan, hingga berbagai fasilitasi, termasuk dalam sertifikasi halal. Pemerintah bersama stakeholder halal juga berupaya mengembangkan Kawasan Industri Halal (KIH), pariwisata halal, serta research and development di bidang halal, membangun sinergi industri besar dan menengah dengan UMK, dan berbagai program lainnya.
"Perkembangan regulasi jaminan produk halal (JPH) makin memberi kemudahan bagi UMK. Pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah menunjukkan gejala peningkatan. Dukungan pemerintah mulai dari Presiden, Wakil Presiden, DPR, dan stakeholder halal sangat tinggi bagi pengembangan industri halal kita," imbuhnya.
Sementara dari aspek ekonomi, Mastuki mengatakan modal industri halal Indonesia juga besar. Ini ditandai dengan tumbuhnya market share perbankan syariah dan pertumbuhan keuangan syariah. Sektor ini makin menguat dengan tumbuhnya kebutuhan produk domestik dan internasional yang mensyaratkan sertifikat halal produk.