Eropa Mulai Longgarkan Lockdown, WHO Khawatir
Sejumlah negara di Eropa akan melonggarkan kebijakan dalam pembatasan sosial. Di antaranya Austria, Italia, Spanyol, Jerman, Denmark dan Polandia, melansir bbc.com Selasa 14 April 2020. Sayangnya, kebijakan ini dianggap berbahaya.
Di sisi lain, Austria berencana membuat kelonggaran lockdown secara bertahap. Rencana ini didukung Menteri Ekonomi Austria, Margarete Schrambock. Kanselir Sebastian Kurz pada Sabtu 11 April 2020 mengatakan ingin keluar dari krisis secepat mungkin dan berjuang untuk setiap pekerjaan di Austria. Ini tertuang dalam surat terbuka.
Kebijakan tersebut diterapkan dengan memberikan izin buka pada toko besar, toko kecil, pusat taman, pusat perbelanjaan dan salon. Sementara itu, restoran dan hotel dapat beroperasi kembali dari pertengahan Mei. Khususnya jika kondisi kesehatan memungkinkan.
Lebih lanjut, beberapa toko pun terpantau sudah buka kembali pada Selasa 14 April 2020. Sebelumnya Austria telah melakukan lockdown sejak Maret 2020. Hingga sekarang, terlapor ada sekitar 14 ribu kasus covid-19 dengan 368 kematian.
Senada dengan Austria, sejumlah toko di Italia sudah dizinkan buka kembali. Tetapi, di daerah yang berpotensi terjadinya wabah masih memberlakukan lockdown. Seperti Lombardy dan beberapa daerah di wilayah Italia Utara.
Negara kedua dengan jumlah kematian tertinggi akibar corona setelah Amerika Serikat itu mencatat 20.465 kasus kematian. Meskipun demikian, dalam 10 hari terakhir jumlah pasein dengan perawatan intensif turun menjadi 3.260.
Selain Austria dan Italia, Spanyol, Denmark dan Polandia pun melakukan pelonggaran yang sama. Spanyol mengizinkan beberapa bisnis untuk kembali bekerja. Di Spanyol sendiri tercatat peningkatan infeksi sejumlah 1.8 persen sejak 20 Maret 2020. Untuk jumlah kematian hingga sekarang ada 18.056 jiwa.
Sementara itu, Polandia akan secara bertahap mencabut pembatasan sosial dengan membuka beberapa pertokoan. Sedangkan Denmark membuka kembali sekolah untuk anak-anak kecil.
Hal di atas bertolak belakang dengan kebijaka yang diambil negara Prancis. Negara yang terkenal akan menara Eiffel itu memperpanjang lockdown hingga 11 Mei 2020.
Presiden Prancis Emanuel Macron mengatakan sekolah akan secara bertahap dibuka kembali setelah perpanjangan baru. Tetapi restoran akan tetap ditutup dan tidak ada festival sampai pertengahan Juli.
Sementara sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar tidak mencabut physical distancing atau lockdown terlalu cepat. Dikhawatirkan dapat memicu kebangkitan virus. Informasi tersebut disampaikan Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.