Pelestarian Budaya Kemendikbud Gelar Festival Musik Tradisional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun ini fokus untuk menyelenggarakan Festival Musik Tradisional Indonesia (FMTI). Kegiatan ini diprioritaskan di lokasi yang menjadi Destinasi Prioritas, salah satunya adalah Danau Toba di Sumatra Utara.
Pada Festival Musik Tradisional Danau Toba, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi penampilan anak-anak yang ikut melestarikan kesenian tradisional di daerahnya.
Nadiem mengatakan, karya seni anak-anak tersebut menjadi salah satu simbol dari Merdeka Belajar. “Saya sangat mendukung kemerdekaan dalam belajar. Saya senang sekali malam ini dapat melihat adik-adik mementaskan pertunjukan dengan karya yang memukau dan berinovasi dengan berbagai macam elemen musik sehingga adat dan inovasi berbaur dengan cara yang luar biasa,” tutur Mendikbudristek dalam Puncak Festival Musik Tradisional Danau Toba di SMPN 1 Harian, Kabupaten Samosir, Selasa 26 Oktober 2021 malam.
Mendikbudriste menyebut, salah satu rekomendasi penting dari Kongres Musik Tradisi Nusantara yang berlangsung pada September 2021 adalah menyediakan dan memasukkan pembelajaran musik tradisi Nusantara dalam pendidikan formal dan informal agar anak-anak Indonesia juga kelak menjadi pelestari budaya.
Kolaborasi antar generasi dalam Festival Musik Tradisional Danau Toba juga menjadi salah satu upaya pemajuan kebudayaan yang penting untuk dijaga keberlanjutannya. “Kita sudah melihat sendiri malam ini, bahwa dengan berkolaborasi, kita mampu bergerak bersama memajukan kebudayaan. Mari wujudkan Indonesia yang bahagia dengan merdeka berbudaya,” kata Mendikbudristek.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, Festival Musik Tradisional Danau Toba 2021 fokus pada isu “alih generasi” sebagai upaya pelestarian budaya. “Pesan yang penting dari kegiatan ini adalah alih generasi. Jadi ada regenerasi musik tradisi. Kita tentu senang banyak anak muda yang usianya masih SMP dan SMA sudah ikut berkarya. Kita berharap kegiatan ini bisa menanamkan semangat yang baru di kalangan anak-anak muda untuk mengenal musik tradisi,” ujarnya. Karena itu ia berharap generasi muda bisa memegang peran yang besar dalam menentukan arah pemajuan kebudayaan ke depan.
Penggiat Budaya Batak, Ojax Manalu yang juga ikut merancang acara FMTI berharap nilai wisata alam dan budaya di Kawasan Danau Toba bisa terbina lewat acara ini. “Sehingga kita bisa melihat lebih banyak lagi local champion baru di Destinasi Super Prioritas ini,” kata Ojax. Dengan begitu, pagelaran FMTI dapat memperkuat nilai budaya pada generasi penerus di Kawasan Danau Toba dan membangun sebuah rasa kebanggaan dan rasa optimisme antara masyarakat yang bermukim di Kawasan Danau Toba.
Di akhir puncak Festival Musik Tradisional Danau Toba 2021, Mendikbudristek berdialog dengan para maestro musik tradisional Danau Toba dan putra-putri pemain musik tradisional Danau Toba untuk berdiskusi tentang masa depan budaya kawasan tersebut, serta bagaimana pendidikan seni dapat terus didorong melalui pembelajaran formal dan informal.
Dalam dialog tersebut, Mendikbudristek didampingi anggota DPR RI Komisi X, Sofyan Tan; Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom; Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid; dan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru, Kemendikbudristek; Ahmad Mahendra.
Rangkaian Festival Musik Tradisional Danau Toba 2021 dimulai pada 21 Agustus 2021 dan menghasilkan 12 komposer untuk mengikuti rangkaian Festival Musik Tradisional Danau Toba 2021.
Selanjutnya ke-12 komposer tersebut berdiskusi dengan kurator mengenai bahan referensi awal musik sakral di Danau Toba.
Setelah dilakukan riset dan diskusi kelompok terpumpun, para komposer dan kurator memulai proses penciptaan karya dan perekaman video. Pada pertengahan Oktober 2021, mereka menghasilkan 12 video musik untuk Festival Musik Tradisional Danau Toba 2021 yang pembuatannya dilaksanakan di 12 Geo Site Toba Caldera UNESCO Global Geoparks.