Pelecehan Seksual Gilang Sudah Sejak 2017, Pihak Dekan Baru Tahu
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Gilang telah melakukan tindakan pelecehan seksual sejak 2017 lalu.
Menanggapi data itu, Wakil Dekan I, FIB Unair, Puji Karyanto, mengatakan jika dirinya baru mengetahui hal tersebut. Ia beralasan, jika selama ini pihaknya tak pernah mendapatkan laporan secara resmi dari para korban.
"Kalau sudah diketahui tentu sudah kami lakukan tindakan, belum ada laporan resmi bahwa ada perlakuan seperti itu," ujar Puji, saat dikonfirmasi, Jumat, 31 Juli 2020.
Menurut Puji, Kampus Unair Surabaya sendiri telah memiliki pedoman berperilaku yang harus ditaati oleh mahasiswa. Jika ada mahasiswa yang terbukti melakukan suatu pelanggaran, seperti pelecehan seksual, maka akan ada penindakan.
"Karena kan ada pedoman berperilaku di kampus, salah satu di antaranya kalau hal seperti itu terjadi akan kami lakukan tindakan langsung," jelasnya.
Pelecehan seksual seperti yang dilakukan Gilang, kata Puji, sudah termasuk pelanggaran berat. Dia menyebut jika hal itu bukan hanya sekadar persoalan etik, namun kejahatan yang masuk dalam ranah pidana.
"Kalau ada laporan, kemudian alat bukti yang cukup, ini juga persoalan pidana, bukan sekadar persoalan etik, pasti (penindakan) sudah sampai ke kepolisian," ucapnya.
Meski sudah melanggar, hingga kini pihak Kampus Unair Surabaya masih belum dapat menindak Gilang. Sebab harus melalui proses pembuktian pelanggaran terlebih dahulu.
Selain itu, lanjut Puji, agar kasus Gilang dapat diungkap lebih dalam, pihaknya pun menyerahkan secara penuh hal tersebut kepada aparat kepolisian.
"Nanti akan ada sidang komisi etik di tengah fakultas yang akan memberikan pertimbangan sanksi terkait dengan pelanggaran, itu internal kita. Kalau persoalan pidana itu urusannya kepolisian," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB Unair, Adnan Guntur mengatakan praktik pelecehan seksual Gilang diduga sudah dilakukan sejak lama, dan telah memakan banyak korban.
"Beberapa korban cerita, memang dari sebelum 2017 sudah sering terjadi," tutup Adnan.