Ambulans Pemkot Tolak Angkut Jenazah, Warga Wiyung Kecewa
Pelayanan ambulans oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dinilai menyulitkan sejumlah warga di Dukuh Karangan, Babatan, Wiyung Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dengan penolakan mengangkut jenazah salah satu warga yang memiliki identitas luar Kota Surabaya.
Rianton ketua RT 04/03 kelurahan setempat mengungkapkan cukup kesal dengan tindakan Pemkot yang pilah-pilih dalam pelayanan ambulans tersebut "jadi kemarin bilangnya itu (seharusnya) orang provinsi yang nangani, wong tak suruh ngangkut mayitnya ke rumah sakit aja nggak mau kok," ucap Rianton saat dihubungi Ngopibareng.id, Minggu 3 Mei 2020 malam.
Diketahui sekitar pukul 22.00 malam empat petugas dengan iringan sejumlah polisi telah datang kelokasi jenazah yang berada di dalam kamar kos tersebut, pada Sabtu 2 Mei 2020. Namun setelah mengetahui bahwa jenazah tersebut bukan warga Kota Surabaya alias penghuni kos, para tenaga medis itu pun menolak untuk melakukan pemeriksaan terkait penyebab maninggalnya jenazah asal Kabupaten Jember yang berkelamin perempuan itu.
"Iya sudah datang ke lokasi, sudah masuk orang empat kira-kira jam 10 malam, minggu kemarin itu. Pakai sarung tangan, baju plastik itu (APD)," jelas Rianton.
Namun, setelah sikap petugas yang menunjukkan penolakan dan dinilai buruk itu, Rianton kemudian mencari alternatif lain dengan berkomunikasi dengan Kusnan Hadi salah satu warga setempat untuk meminjam ambulans lainnya. "Kebetulan saya punya teman dari PDI itu diantarlah kesana," lanjutnya.
Sampailah pada pukul 23.15 mobil ambulans dari partai PDI P datang untuk membantu mengangkut jenazah tersebut ke Rumah Sakit Dr. Soetomo untuk mendapat pemeriksaan di kamar mayat dan membayar biaya perawatan sebesar Rp1.070.000 sebelum dipulangkan ke kampung halaman.
Terpisah Kusnan Hadi saat dihubungi mengaku cukup kecewa dengan tindakan Rumah Sakit yang memungut biaya untuk pemeriksaan jenazah tersebut lantaran informasi sebelumnya yang ia dapat adalah gratis.
"Jadi sebelum dipulangkan disuruh bayar sebesar satu juta tuju puluh ribu," kata Kusnan.
Sementara itu, Wakil Sekertaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto hingga berita ini ditulis, belum memberikan konfirmasi.