Pelatihan Eksisi Kornea CDC RS Mata Undaan Banjir Peminat
Cornea Donation Center (CDC) RS Mata Undaan Surabaya menggelar seminar dan pelatihan bersertifikasi terkait eksisi kornea. Tema yang diusung “Improving Knowledge and Skill of Corneal Excision”. Seminar dan pelatihan ini digelar dua hari, yakni Sabtu sampai Minggu, 28-29 Mei 2022.
Pada hari pertama, seminar dilaksanakan secara online melalui Zoom diikuti 224 peserta. Sedangkan, pada hari kedua, sejumlah 70 orang mengikuti praktik eksisi secara langsung di Aula RS Mata Undaan.
Tambah Kuota Peserta
Peserta yang hadir pada pelatihan eksisi ini melebihi kuota yang ditetapkan. RS Mata Undaan pun menambah jumlah kuota hingga 70 kursi. Peserta yang hadir pun beragam. Terjauh berasal dari Nusa Tenggara Timur, Pekanbaru, dan Sulawesi.
Mengetahui antusias peserta seminar dan pelatihan ini, dokter Kaniraras Lintang Prameswari, SpM, selaku Ketua Pelaksana mengaku kaget dan bahagia.
“Awalnya terbatas untuk 30, karena responsnya positif dan banyak yang daftar kami tambah seat-nya. Donor kornea masih belum banyak dikenal, ini kami mengenalkan pelan-pelan. Karena yang daftar banyak, kami tampung semua,” kata dokter Kaniraras, pada Minggu, 29 Mei 2022.
Dokter Kaniraras menyebut, pelatihan eksisi kornea ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, pelatihan eksisi hanya dikhususkan untuk internal RS Mata Undaan dan tamu undangan yang telah berjejaring dengan RS ini.
Ke depannya dokter Kaniraras berharap jejaring eksisi kornea bertambah luas. Selain itu jumlah pejuang kornea bertambah. Terlebih, para peserta dapat mengembangkan ilmu yang diperolehnya dan dikembangkan untuk membantu orang yang membutuhkan.
“Jangan sampai berhenti di sini, kalau perlu setiap tahun ada pelatihan eksisi kornea. Agar jumlah tenaga eksisi bertambah banyak dan semakin banyak orang yang terbantu,” paparnya.
Ujian untuk Sertifikasi di Akhir Sesi Seminar dan Pelatihan
Jumlah peserta yang hadir melebihi target, pelatihan eksisi kornea dibagi menjadi dua shift. Sebelum praktik eksisi peserta pun mengikuti pre-test dan post-test. Yang menarik, di akhir pelatihan peserta mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikat. Sertifikasi ini dari Bank Mata Pusat, IDI, dan PPNI. Bagi peserta yang belum mendapatkan sertifikasi akan dilaksanakan ujian perbaikan langsung setelah sesi berakhir.
Tak hanya itu, sebelum praktik eksisi peserta akan dibekali materi terkait eksisi kornea. Antara lain melihat video operasi dan pengarahan teknik operasi. Peserta lalu dibagi ke dalam tujuh kelompok. Mereka praktik secara langsung eksisi kornea menggunakan mata babi dengan didampingi instruktur. Ada sebanyak 11 instruktur, empat di antaranya merupakan dokter. Sedangkan tujuh lainnya merupakan perawat dari RS Mata Undaan.
“Kemampuan untuk dapat melakukan eksisi penting untuk donor kornea yang baik. Kami menggunakan mata babi sebab secara struktur anatomi menyerupai mata manusia,” kata dokter Dini Dharmawidiarini, SpM (K), Ketua CDC RS Mata Undaan Surabaya.
Dokter Dini mengaku senang lantaran mulai banyak orang yang mengenal donor kornea. Dokter Dini berharap jumlah pasien yang membutuhkan donor kornea yang dapat tertolong meningkat.
“Selama ini masyarakat kurang mengenal donor kornea. Sekarang mulai dikenal, ke depannya semoga lebih banyak pasien yang tertolong,” imbuhnya.
Mengembangkan Keterampilan Eksisi
Salah satu peserta pelatihan datang dari Kota Malang, Jawa Timur. Ia adalah Asih Kartini dari RS Wava Husada Malang. Asih bertolak dari Malang pukul 05.30 WIB. Perempuan berkerudung itu tertarik mengikuti pelatihan eksisi kornea untuk mengembangkan ilmu di bidang eksisi. Ini merupakan kali pertama Asih mengikuti pelatihan eksisi mata.
“Saya direkomendasikan dokter tempat kami bekerja untuk mengikuti pelatihan ini. Harapannya kami bisa mendapat skill lebih terkait eksisi, selama ini tahunya baru Phaco dan Pterygium,” kata assistant nurse itu.
Asih menambahkan, sebelum praktik langsung dirinya telah mengikuti pembinaan materi yang digelar secara daring. Senada dengan Asih, Siti Komariah, peserta lainnya menyatakan hal serupa. Sebelum Siti mengikuti praktik eksisi, Siti mengikuti penjelasan materi terkait eksisi kornea melalui zoom. Ini juga merupakan kali pertama Siti mengikuti pelatihan.
Siti yang bekerja di RS DKT (Baladhika Husada) Jember bagian Poliklinik Mata itu mengaku terdorong mengikuti pelatihan eksisi karena kurangnya pengetahuan masyarakat terkait donor kornea. Tak hanya itu, jumlah tenaga medis yang kurang. Sedangkan permintaan donor kornea yang membludak membuat Siti tersentuh.
“Rata-rata pasien yang saya tangani penderita ulkus kornea, dan trakoma. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat rendah terkait mata. Sebulan bisa lima hingga sepuluh pasien. Saya ikut ini agar bisa membantu masyarakat dan mengembangkan skill saya di Jember,” katanya.
Siti berharap ke depannya jumlah tenaga medis eksisi kornea bertambah. Selain itu, kesadaran masyarakat terkait donor kornea meningkat.
“Masyarakat di desa banyak yang menyepelekan mata, matanya terkena serpihan gerenda dibiarkan. Setelah pelatihan ini saya ingin berkontribusi melalui sosialisasi ke masyarakat terkait donor kornea. Selain itu siap menjadi tenaga eksisi kornea kapan saja dibutuhkan,” tutupnya.
Advertisement