Soal Gaji, Pelatih Senam Akui Pegang Tabungan Shalfa
Pelatih Senam Indonesia, Zahari, mengakui jika tim pelatih memang memegang buku tabungan dan kartu ATM para atlet guna menjaga kondisi atlet agar tidak jajan berlebihan ketika berada di dalam pemusatan latihan.
"Soal gaji itu, memang para pelatih punya program supaya anak-anak ada tabungan. Jadi pelatih menjaga uangnya biar gak habis buat jajan dan beli macem-macem," ungkap Zahari kepada Ngopibareng.id terkait tuduhan honor Shalfa Avrila Siani yang tidak langsung diberikan seluruhnya, Senin 9 Desember 2019.
Walaupun dipegang pelatih, pelatih tim putri Puslatda Jawa Timur itu mengaku, jika uang tersebut tetap masih utuh, tidak ada yang diambil oleh pelatih. Tak hanya itu, para atlet juga bisa mengambil uang tersebut dengan meminta langsung kepada tim pelatih.
Zahari mengatakan, kebijakan itu sebelumnya sudah disampaikan langsung kepada atlet dan orang tua atlet sejak awal masuk. Dan yang bersangkutan menyanggupi untuk menerima kebijakan itu.
Karena itu, ia menegaskan, jika tuduhan yang disampaikan oleh kuasa hukum bahwa tim pelatih hanya memberi hak gaji Shalfa sebesar Rp200 ribu dari total sekitar Rp10 juta yang didapat, di antaranya Rp6 juta honor Pelatnas, dan Rp4 juta honor Puslatda Jatim itu tidak benar.
"Itu gak benar. Uang Rp200 ribu itu kita berikan untuk atlet membeli keperluan mereka di mess, seperti sabun dan lain-lain," tegasnya.
Bahkan, Zahari mengaku, uang tersebut sudah diserahkan kepada orang tua saat tim pelatih pulang dari SEA Games 2019 Filipina. Totalnya, ada sekitar Rp9 juta yang diberikan kepada orang tuanya.
"Sedangkan uangnya yang dari Pelatnas ini masih saya pegang," aku Zahari.
Karena itu, ia menegaskan, jika tuduhan itu tidak ada kaitan dengan pencoretan nama Shalfa dari Pelatnas. Sebab, pencoretan itu murni karena tindakan indisipliner atlet yang kerap keluar bahkan pulang tengah malam.
Tak hanya itu, selama masuk Pelatnas, berat badan Shalfa juga meningkat karena makan tidak teratur, yang kemudian berdapat pada penampilannya.