Saat Javier Roca Bicara Tentang Sepak Bola dan Keris
Tidak banyak yang tahu jika Javier Roca, memiliki tato bergambar keris di punggungnya. Di balik gambar tersebut, tersirat sebuah makna. Hal itu didasari rasa kagumnya terhadap senjata tradisional asli Indonesia tersebut.
"Siapa yang mengira kalau senjata sekecil itu bisa membantu bangsa ini merdeka dalam melawan penjajah. Itu yang membuat saya kagum," kata pelatih beristrikan perempuan asal Solo ini ditemui di mes Persik Kediri, Selasa 16 November 2021.
Bapak satu anak itu menceritakan, awal rasa takjubnya pada keris muncul saat dirinya sedang berkunjung ke sebuah museum. Saat itu, ia melihat sebuah keris dipamerkan di sana.
"Kalau di negeri asal saya Chile, senjata tajam berukuran panjang seperti samurai. Tapi keris ini memang beda, kecil tapi mematikan," ungkapnya.
Sepulangnya dari museum, ia kemudian mencari referensi tentang keris melalui buku maupun internet. Sejak itu, ia mulai hobi mengoleksi keris. Javier Roca mengaku koleksi keris yang ia punya sekarang berjumlah puluhan.
"Ya saya suka, kalau di rumah saya banyak koleksi, sekitar puluhanlah," aku mantan pemain Persija dan Persebaya Surabaya ini.
Karier dan Prestasi
Selama malang melintang di sepak bola Indonesia sebagai pemain, Javier Roca mampu menguasai tiga bahasa, di antaranya bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan Portugal.
Awal kariernya di Indonesia terjadi ketika ia gabung bersama PSMS Medan. Prestasi individu tertingginya sebagai pemain yakni menjadi top skor Piala Copa Dji Sam Soe bersama klubnya, Persegi Gianyar.
Ketika ditanya lebih suka mana antara menjadi pemain atau pelatih? Rica secara spontan menjawab pemain. Menurutnya menjadi pelatih memiliki tanggung jawab yang sangat besar jika dibandingkan pemain.
"Harus memimpin 25 orang, dan kita harus bikin senang ratusan ribu orang (suporter). Tantangannya ya di situ. Tapi setelah pensiun, akhirnya saya putuskan jadi pelatih," terangnya.
"Selama saya berkarir, saya mulai sadar jika kemampuan saya terkadang bisa memimpin teman-teman. Waktu aktif bermain, saya suka mengatur teman-teman pemain, memberi masukan harus menyerang dari sana. Dari situ aku mulai berpikir suatu saat enak juga jadi pelatih," tambah pelatih berusia 43 tahun yang mengantongi lisensi kepelatihan A Pro ini.
Awal karier ke pelatihan Javier Roca dimulai dari negara asalnya Chile. Pada tahun 2016-2017 ia mulai menangani klub profesional setara Liga 3 dan Liga 2 di Chile.
Karena istri dan anaknya meminta pulang kampung, pada tahun 2018 Javier Roca memutuskan untuk balik ke Indonesia.
"Saat mengambil lisensi kepelatihan A dan Pro, kita wajib paling tidak satu tahun harus pegang 1 tim profesional. Semuanya sudah saya lakukan, jadi tidak mungkin kita dapat lisensi kalau memang tidak kerja sesuai urutan lisensi," ujarnya.
Kini, Javier Roca mengemban tugas baru di Persik Kediri. Manajemen berharap, ia bisa membawa tim berjuluk Macam Putih tersebut masuk dalam jajaran 10 besar klasemen Liga 1 2021. Persik sendiri saat ini berada di posisi ke-15 klasemen sementara atau papan bawah.