Atlet Judo Miftahul Jannah, Harusnya Modifikasi Jilbab
Keputusan perangkat pertandingan Asian Para Games yang mendiskualifikasi Miftahul Jannah saat akan bertanding, dianggap sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal itu dikatakan oleh salah satu pelatih judo Jawa Timur, Kurniawan.
Kata dia, dalam peraturan Federasi Judo Internasional (IJF) pasal 4 poin empat, menyebut jika tak boleh ada benda apa pun yang menutupi kepala.
"Mengenai atlet judo Asian Para Games, itu sudah peraturan IJF sejak tahun 2012. Tidak ada benda apa pun saat teknik bawah, karena membahayakan si atlet," kata Kurniawan, Selasa 9 Oktober 2018 saat dihubungi ngopibareng.id
Aturan ini pun, kata Kurniawan mempunyai alasan yang jelas. Jika atlet judo menggunakan jilbab, maka pandangan wasit yang memimpin pertandingan bisa menjadi tidak jelas, karena terhalang oleh kain jilbab. Apalagi saat musuh sedang melakukan cekikan di leher.
"Kalau kena teknik cekikan bawah, wasit tidak tahu cekikan masuk atau tidaknya. Oleh sebab itulah berjilbab dilarang," ujarnya.
Dari kejadian itu, ia meminta para atlet judo mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh federasi. Dengan begitu, tak ada lagi diskualifikasi atlet ketika mengikuti kejuaraan.
"Ya harapannya atlet dapat mengikuti peraturan internasional saja, dan semoga kejadian kemarin jadi bahan evaluasi," ucapnya.
Namun, kata Kurniawan, meski sudah ada regulasi yang jelas untuk atlet judo, bukan berarti atlet perempuan berjilbab tak bisa ikuti pertandingan judo. Kata dia, sebelumnya kasus seperti ini sebenarnya pernah terjadi.
Sekitar tahun 2012 lalu pejudo putri asal Arab Saudi, Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shaherkani sempat dilarang tampil. Dia dilarang bertanding karena jilbab yang ia kenakan dianggap membahayakan. Akhirnya, Shaherkani diizinkan tampil di Olimpiade London 2012 lalu setelah mendesain jilbab kenakan dan dianggap aman untuk olahraga judo.
Sebelumnya, atlet judo Asian Para Games asal Indonesia Miftahul Jannah kemarin harus menelan pil pahit. Pasalnya, dia diskualifikasi tak boleh bertanding karena mengenakan jilbab.
Padahal dia seharusnya bertanding kemarin di JIEXPO Kemayoran, Senin 8 Oktober 2018 pukul 10.18 WIB, di nomor 52 Kg kategori low vision. Miftahul Jannah harusnya menghadapi judoka asal Mongolia, Oyun Gantulga.
Tapi Miftahul Jannah lebih rela didiskualifikasi daripada harus melepas jilbab yang ia kenakan. Padahal, dia sudah mempersiapkan selama sepuluh bulan latihan untuk menghadapi Asian Para Games ini. (hrs)