Pelatih Jepang Resmi Tangani Timnas Wanita Indonesia
PSSI resmi mendatangkan pelatih asal Jepang untuk menangani Timnas Wanita Indonesia, Jakarta 20 Februari 2024. Ia adalah Satoru Mochizuki, eks pelatih Timnas Wanita Jepang.
Satoru Mochizuki dikontrak PSSI dengan durasi dua tahun. Ia ditunjuk berkat catatan gemilangnya bersama Timnas Jepang Wanita.
Prestasi tertinggi Satoru Mochizuki adalah mengantar Timnas Wanita Jepang juara Piala Dunia Wanita 2011. Jepang menang adu penalti atas tim tangguh Amerika Serikat setelah kedua tim bermain imbang 2-2 dalam partai final.
Tim asuhan Satoru Mochizuki memang sangat bersinar kala itu. Tak hanya menyabet gelar juara, Jepang juga dianugerahi tim paling fair play sepanjang gelaran Piala Dunia Wanita 2011.
Dengan perekrutan pelatih berkelas ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berharap sejalan dengan momentum positif sepak bola wanita Indonesia. Pasalnya, keberadaan sejumlah pesepak bola wanita yang bermain di luar negeri dan persaingan sepak bola wanita di Asia Tenggara serta Asia yang masih kompetitif membuat peluang timnas wanita mencetak prestasi, seperti halnya timnas putra, terbuka lebar.
Sebelum berprofesi sebagai pelatih, Satoru yang dikontrak dengan durasi dua tahun itu pernah memperkuat klub kasta tertinggi di Jepang, Japan Soccer League, yakni Urawa Reds dan Kyoto Purple Sanga, serta klub divisi dua, Nippon Kokan di awal karier sepak bolanya.
"Penunjukan ini agar sepak bola putri kita juga bangkit dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja. Mengapa langsung timnas? Karena saat ini, timnas putri kita punya pemain-pemain yang secara kualitas baik, dengan ada beberapa main di liga luar negeri. Jadi momentumnya lagi bagus dan harus kita manfaatkan," jelas Erick Thohir, saat penandatangan kontrak antara PSSI dan Satoru Mochizuki di Jakarta, Selasa 20 Februari 2024.
Saat ini, sejumlah pemain Timnas Wanita Indonesia sedang meniti karier di luar negeri. Mereka terdiri dari Helsya Maeisyaroh, Sheva Imut, Shafira Ika yang memperkuat klub tier 4 Jepang, FC Ryukyu Ladies. Kemudian ada pula Fani Supriyanto yang membela klub divisi satu Liga Putri Arab Saudi, Al Hammah.
"Pelatih Satoru yang dipilih untuk tangani timnas wanita ini, punya track record bagus dan mumpuni untuk memajukan sepak bola wanita di Tanah Air. Saya pilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia Wanita sejak 1991," jelas Erick sekaligus menambahkan kehadiran coach Satoru menjadi bagian dari kerja sama PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang diresmikan Mei 2023 lalu.
Timnas putri Indonesia terakhir mencetak prestasi lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Namun, Safira Ika Puteri cs, gagal melaju ke fase gugur. Meski saat ini PSSI fokus pada Timnas Wanita, namun Erick menyatakan tidak melupakan sisi pembinaan.
Untuk mendukung kompetisi atau liga sebagai kunci pembinaan, PSSI tengah menyusun cetak biru kompetisi wanita dari usia muda, sebelum menggulirkan Liga 1.
"Salah satunya, akhir bulan ini akan digelar turnamen putri usia muda U10 dan U14. Ini awal karena harus dimulai dari usia 9, 12, 14, yang menandakan pembinaan dari bawah. Lalu dibuat zona-zona yang diikuti klub, sehingga baru bisa dijadikan liga. Turnamen-turnamen muda ini bisa menyalurkan kompetisi dan menampung bakat sepakbola wanita kita," ucap Erick.