Pelari Kenya Dominasi Pemenang Surabaya Marathon 2019
Gelaran Surabaya Marathon 2019 akhirnya selesai juga. Malam tadi, Minggu 4 Agustus 2019, gelaran internasional itu ditutup dengan acara Welcome Dinner di Balai Kota Surabaya. Bahkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini juga turut hadir untuk menyapa para peserta.
Kejuaraan lari jarak jauh yang sudah tiga kali digelar di Surabaya itu pada tahun ini para pemenangnya didominasi peserta yang berasal dari Kenya. Terhitung ada 17 pelari dari Kenya menyabet gelar juara di berbagai kategori.
Juara pertama Kategori 5K Open Male diraih oleh Chirchir Lel asal Kenya dengan durasi 15.06 menit, juara kedua diraih oleh John Rutto yang berasal dari Kenya pula dengan durasi 16.41 menit. Juara ketiga diraih oleh pelari asal Indonesia Haeruddin Udin dengan durasi 18.42 menit.
Sedangkan untuk Juara Pertama Kategori 5K National Male diraih oleh Febri Putra Zega dengan durasi 16.27 menit. Juara kedua disabet oleh Robby Dwi Kurniawan dengan waktu 16.33 menit. Terakhir juara tiga juara yakni Feisal Senen A dengan durasi 16.46.
Berikutnya kategori 5K Master MaleĀ Juara Pertama diraih oleh Hartono Tono durasi 20.27 menit. Juara kedua oleh Priyadi Hartanto durasi 21.02 menit. Juara Ketiga dengan durasi 24.33 menit bernama Irwan S.
Di Kategori 5K Open Female, pelari asal Kenya kembali menyabet gelar juara pertama. Naum Jepkosgei berhasil finish dengan durasi 19.45 menit. Juara dua oleh Novita Novira asal Indonesia dengan durasi 21.17 menit dan juara ketiga Emi Retnandes asal Surabaya dengan durasi 28.38 menit.
Kategori 5K Nation Female, juara pertama diraih Vera Febrianti dengan durasi 21.17 menit, juara dua Sandriya Vie Amanillah dengan durasi 22.27 menit dan juara tiga dengan durasi 24.06 menit, atas nama Yuyun Anggreini.
Kategori 5K Master Female, juara pertama diraih oleh nama Tio Wenny dengan durasi 25.06 menit. Juara dua Khanifah Khanifah dengan durasi 27.10 menit, dan juara ketiga atas nama Tri Sulistyawati dengan durasi 27.52 menit.
Dari Kategori 10K Open Male juara pertama hingga ketiga disabet semua oleh pelari asal Kenya, pada juara pertama, Joseph Mwangi Ngare masuk garis finis dengan durasi 31.03 menit. Juara kedua David Kibet berhasil masuk garis finish dengan durasi 31.13 menit, dan juara ketiga Bernard Kiplangatr Kibilo dengan durasi 31.19 menit.
Kemudian pemenang 10K Nation Male juara pertama diraih oleh Ridwan dengan durasi 31.49 menit. Juara kedua Jauhari Johan dengan durasi 31.52 menit, dan juara ketiga disabet oleh Rahmat Wahyudi dengan durasi durasi 38.05.
Dalam Kategori 10K Master Male juara pertama diraih oleh Ferry Junaedi dengan durasi 35.45 menit. Juara kedua Heri Poriono dengan durasi 37.08 menit dan juara ketiga Laseno Seno dengan durasi 46.59 menit.
Pelari asal Kenya kembali mendominasi, pada Kategori Open Male dan Open Female 21K atau Half Marathon, juara pertama hingga ketiga semua disabet oleh Kenya.
Juara pertama Kategori 21K bernama Mathew Samperu dengan durasi 1.04.50 menit. Juara dua atas nama John Muiruri Mburu dengan durasi 1.06.02 menit dan juara ketiga Charles Munyua Njoki dengan durasi 1.06.31.
Kategori National Male 21K, juara satu diraih oleh Lamek Yunias Banu dengan durasi 1.14.22 menit. Juara dua Difta Ubanu dengan durasi 1.15.16 menit dan juara ketiga Ricky Robin Sumurung Nababan dengan durasi 1.16.33 menit.
Kategori 42K atau full marahon, Kenya juga mendominasi, dalam 42K Open Male, semua pemenang berasal dari Kenya.
Stephen Mugambi keluar sebagai Juara pertama 42K Open Male dengan durasi 2.23.48 menit, juara kedua Onesmus Muasya dengan durasi 2.30.56 menit dan juara ketiga Hillary Kipkering durasi 2.31.06 menit.
Kategori 42K National Male, juara pertama adalah Hamdam Sayuti dengan durasi 2.38.07 menit, juara kedua disabet oleh Meiman Waruwu dengan durasi 2.38.14 menit dan juara ketiga Muhammad Ady Saputra dengan durasi 2.39.30 menit.
Sedangkan pada Kategori 42K Master Male, juara pertama diraih oleh Imam Muslich dengan durasi 2.59.37 menit. Juara kedua Ferri Rais dengan durasi 2.59.40 menit dan juara ketiga Holil durasi 3.01.50 menit.
Meski begitu, gelaran Surabaya Marathon 2019 sedikit tercoreng. Dua orang menjadi korban lomba lari jarak jauh itu. Pemkot dan panitia penyelenggara menjadi pihak yang disalahkan oleh publik.
Pemkot dinilai lalai dalam pengawasan sebagai stakeholder pemerintah. Sedangkan panitia penyelenggara dianggap kurang dalam proses screening peserta, sehingga ada peserta yang tak memadai fisiknya, namun tetap mengikuti lomba lari tersebut.
Advertisement