Pelaku Teror Keluar dari Nilai Agama, Ini Penjelasan Menag
"Pelaku aksi bom itu adalah orang-orang yang tidak memegangi nilai-nilai agama karena tidak ada agama manapun yang ajarkan aksi terorisme," kata Lukman Hakim Saifuddin.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, tindakan teror merupakan tanda pelaku tidak memegang nilai-nilai agama karena agama tidak mengajarkan terorisme.
"Pelaku aksi bom itu adalah orang-orang yang tidak memegangi nilai-nilai agama karena tidak ada agama manapun yang ajarkan aksi terorisme," kata Lukman, dalam keterangan diterima ngopibareng.id.
Menag menyikapi serangan teroris di tiga gereja di Surabaya, Jawa TImur. Lukman menyesalkan terjadinya aksi bom di tempat ibadah. Apalagi, hal itu dilakukan berdekatan dengan hari besar umat Kristen dan jelang bulan Ramadhan yang suci bagi umat Islam. Kepada masyarakat, Menag mengimbau agar menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah itu kepada aparat.
Menag minta masyarakat tetap tenang dan bersikap positif. Menag juga mengajak masyarakat untuk berkomunikasi secara etis di media sosial. Caranya, tidak menyebarkan foto-foto memilukan yang bisa menjadi teror tersendiri. Kepada korban meninggal, Menag berdoa untuk hal terbaik bagi mereka dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
"Mari kita doakan pelaku dan dalang aksi ini agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar," katanya.
Resmi Awal Ramadhan
Sementara itu, sebelumnya Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1439 H jatuh pada hari Kamis (17/5). Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai sidang itsbat yang digelar di Kantor Kemenag Republik Indonesia, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
“1 Ramadhan jatuh pada hari Kamis tanggal 17 Mei tahun 2018,” ujar Menag Lukman.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil hisab dan rukyatul hilal di 95 titik yang telah ditentukan dengan 32 laporan yang sudah diterima. Pengamatan ini dilakukan atas hasil kalkulasi astronomi dengan posisi hilal terletak di bawah ufuk. Hal inilah yang menyebabkan hilal tidak bisa terlihat.
“Posisi hilal di seluruh Indonesia masih di bawah ufuk mulai minus satu derajat 36 menit sampai 0 derajat 25 menit,” katanya.
Oleh karena itu, bulan sya’ban saat ini disempurnakan, istikmal menjadi 30 hari. Malam ini, jelas Lukman, adalah tanggal 30 Sya’ban.
Sidang itsbat ini dihadiri oleh Duta Besar negara-negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. (adi)
Advertisement