Pelaku Penyerangan di Polsek Wonokromo Teridentifikasi ISIS
Pelaku penyerangan terhadap seorang petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Wonokromo, Surabaya, Aiptu Agus, adalah seorang bernama Imam Musthofa atau IM (31). Imam diduga kuat terlibat dalam jaringan teroris.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan ada indikasi pelaku merupakan anggota salah satu kelompok militan ISIS. Hal itu didapatkan dari hasil interogasi sementara, yang dilakukan pihak Polda Jatim.
ā€¯Inisialnya IM, sementara diduga yang bersangkutan melakukan amaliyah. Kita mengetahui dari keterangan saat kita melakukan introgasi sementara," kata Barung, di Polsek Wonokromo, Surabaya Sabtu, 17 Agustus 2019.
Barung menambahkan, dugaan itu diperkuat dari temuan kepolisian di dalam tas pelaku, terdapat kertas berlambang jaringan kelompok militan ekstrimis ISIS.
"Ya ditemukan kertas berlambang ISIS di tas ransel," kata Barung.
Saat ini, Barung memastikan pelaku telah berhasil dilumpuhkan oleh pihak kepolisian dan kini pelaku tengah diamankan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri.
"Dibawa oleh Detasemen 88 Mabes Polri dilakukannya masih bisa bergarek dan kita lakukan pengambangan itu. Dilumpuhkan dengan teknis kepolisian," katanya.
Sementara itu Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho mengatakan selain ditemukan kertas berlambang ISIS, polisi juga menemukan sejumlah senjata dalam ransel pelaku.
"Bukti yang diamankan celurit, pisau panjang, kemudian ketapel, air soft gun dan barang bukti lainnya," ujar Sandi.
Sebelumnya diketahui salah seorang petugas Polsek Wonokromo, Surabaya bernama Aiptu Agus mendapat serangan dari orang tak dikenal. Modus awal pelaku dengan melapor SPKT. Saat petugas menyiapkan laporan, pelaku tiba-tiba menyerang Agus dengan senjata tajam.
Saat ini kondisi Aiptu Agus sendiri tengah ditangami oleh petugas kesehatan di Rumah Sakit RKZ, Surabaya.
Tentang identitas pelaku, Imam Mustofa, berusia 30 tahun. Lahir di Sumenep 15 Agustus 1988, beralamat di Surabaya, Sidosermo 4 gang 1 No. 10 A. Alamat asal, Desa Ganding Sumenep. Isteri bernama Fatimah, dikaruniai anak berusia 3 tahun.
Putra dari pasangan Mudahnan dan Bu Pusiyah, bersaudara dengan Siti Nuril. Pernah mondok di sebuah pesantren di Sumenep.
Dalam perjalanan hidupnya, berguru pada internet melalui konten Ust Aman Abdurrahman.
Kronologi : ke Surabaya naik bis sendirian sudah 10 hari yang lalu. Mampir sebentar ke tempat istri di Sidosermo kemudian menghilang sampai dengan TKP.