Pelaku Pengeroyokan Wartawan di Surabaya Disidang Senin Besok
Para pelaku pengeroyokan kepada lima wartawan Surabaya, di sekitar diskotek Jalan Simpang Dukuh, Kecamatan Genteng, bakal menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Wakil Humas PN Surabaya Anak Agung Gede Agung Pranata mengatakan, total akan ada empat pelaku, yang bakal menjalani sidang perdana dengan agenda membacakan dakwaan tersebut.
Keempat pelaku pengeroyokan kepada para wartawan tersebut adalah, Moch Hosen, 55 tahun; Soeparman, 55 tahun; Eko Yuli, 42 tahun; dan Slamet Dumadi, 45 tahun.
Sedangkan, Kelima wartawan yang menjadi korban adalah, Firman dari Inews, Anggadia dari Beritajatim.com, Rofik dari Lensa Indonesia, Ali seorang fotografer Inews serta Didik fotografer Antara. "Sidang perdana 17 April 2023 (besok)," kata Gede, kepada Ngopibareng.id, Minggu, 16 April 2023.
Akan tetapi, Gede sendiri belum mengetahui jadwal secara pasti pukul berapa sidang tersebut akan digelar. Namun, dia memperkirakan, sidang bakal dilaksanakan siang. "Majelis Hakim ada Marper Pandiangan, SH. MH, Hj Widarti, SH. MH, Djuanto, SH. MH. Saya belum tahu (jam berapa), biasanya siang," jelasnya.
Sebelumnya, salah satu korban, Rofik mengatakan peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ketika itu Satpol PP Jawa Timur (Jatim), hendak menyegel sebuah tempat hiburan malam.
Kemudian, kata Rofiq, ada seorang perempuan yang tidak diketahui namanya, memintanya naik ke lantai lima. Ketika itu, Wanita tersebut juga berbicara dengan nada tinggi.
"Diminta naik (katanya) dipanggil Wahyu, enggak tahu siapa Wahyu. Dia ngomong dengan nada tinggi dan merendahkan," kata Rofiq, ketika dikonfirmasi, Sabtu, 21 Januari 2023.
Akan tetapi, Rofiq menolak perintah perempuan tersebut, lantaran merasa tidak mengenal orang bernama Wahyu. Selain itu, dia juga berniat mewancarai dinas yang menyegel diskotek.
Namun, Rofiq secara tiba-tiba dihampiri beberapa orang tidak dikenal, ketika berada di lobi diskotek. Menurutnya, sejumlah pria tersebut merupakan anggota salah satu organisasi masyarakat (ormas).
"Salah satu pernah ada yang menelepon saya kalau dia itu orang PP (Pemuda Pancasila), pernah bertemu dengan saya, tiga orang turun, (lalu) lima orang turun sampai beberapa orang," jelasnya.
Di sisi lain, Rofiq memilih menghindari kerumunan massa tersebut dan pergi ke sebuah warung. Namun, perempuan yang dari awal menyuruhnya naik, kembali menemui serta memarahinya.
"Orang-orang yang dari lobi tadi datang, ada lebih dari sepuluh orang, setelah sempat berargumentasi, ada yang mengaku suaminya perempuan itu,” ucapnya.
Tak lama, sejumlah pria tersebut memukuli Rofiq di beberapa bagian tubuh, seperti telinga, rahang, bahu, sikut dan rusuk. Selain itu, dia juga sempat sekali dipukul menggunakan kursi.
Advertisement