Pelaku Bom Kartasura Minta Uang Hingga Rencana Baiat Orang Tuanya
Kapolda Jawa Tengah Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Rofik Asharudin (22), membeli komponen yang dirakit menjadi bom menggunakan uang yang diminta dari orangtuanya.
"Beli komponen dari uang minta orangtua, belinya dicicil," kata dia di Semarang, Rabu, 5 Juni 2019.
Menurut dia, komponen bom yang ditemukan di lokasi kejadi sama persis dengan komponen yang diamankan polisi saat menggeledah rumah pelaku di Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo.
Menurut dia, bom yang digunakan pelaku tergolong sebagai low explosive dengan bahan baku black powder. "Diledakkan secara manual," kata dia.
Dari keterangan pelaku, membuat bom dilakukan dengan belajar sendiri dan diaplikasikan sendiri di rumahnya.
Dari hasil penyelidikan polisi, pelaku ini merupakan pelaku tunggal yang tidak terkait dengan jaringan teroris mana pun. Pelaku dibaiat sendiri pada akhir 2018 setelah intensif berkomunikasi dengan pimpinan ISIS di Suriah melalui media sosial.
Bahkan, lanjut Rycko, kedua orangtua Rofik sempat diajak ikut baiat untuk ikut sebagai pelaku teror bom. Namun, keduanya menolak. "Kedua orangtuanya sempat diajak, namun menolak," kata Rycko.
Menurut Rycko, kedua orangtua pelaku mengetahui aktivitas yang dilakukannya dan bahkan sempat memperingatkannya.
Anak pasangan Muhtadi dan Sukinem itu diketahui aktif berkomunikasi melalui media sosial dengan pimpinan ISIS di Suriah sejak 2018.
Setelah dibaiat pada akhir 2018, lanjut dia, pelaku memiliki motivasi untuk melaksanakan perintah jihad.
Saat ini, pelaku masih dalam penahanan dan perawatan di Rumah Sakit Prof Awaludin Djamin atau RS Bhayangkara, Kota Semarang. (wit/ant)
Advertisement