Pelajaran Etika dari Kitab al-Mustathraf, Ini Catatan Prof Nadir
“Saya diberi hadiah oleh sahabat dan guru saya Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi (dosen pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya) sebuah kitab yang unik, yaitu al-Mustathraf fi kulli fann mustazhraf. Kitab ini dikarang oleh Syihabuddin Abu al-Fath Muhammad al-Absyihi al-Muhalla yang lahir tahun 1388, dan wafat 1446 Masehi –sekitar 570 tahun yang lalu. Al-Absyihi ini tokoh dari Mesir yang bermazhab Syafi’i dan hafal al-Qur’an sejak berusia 10 tahun.”
Demikian diungkap Prof Dr Nadirsyah Hosen, Guru Besar Fakultas Hukum di universitas di Australia, sekaligus Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama (NU) Australia – New Zealand. Berikut catatan lengkapnya:
Isi kitab ini macam-macam. Dari mulai pembahasan hukum, sejarah, spiritual, obat-obatan, makanan sampai humor dan musik.
Di bawah ini saya kutipkan sebagian pelajaran etika dari kitab unik ini. Pengalihan bahasa memang membuat bait-bait di bawah ini tidak lagi sepuitis aslinya, dan saya juga menahan diri untuk memberi syarh atau penjelasan tambahan, jadi saya biarkan saja kutipannya apa adanya. Kalau ada yang bingung akan maksudnya, anggap saja kita sama-sama sedang bingung.
Ini saya kutip secara acak dari halaman 48 – 52:
“Keterbukaan membawa keramahan, ketertutupan membawa kesepian; kesombongan membawa rasa jijik, kerendahan hati membawa kebesaran."
“Manusia yang paling jelek adalah mereka yang menolong orang zalim dan mengacuhkan mereka yang dizalimi
“Keraguan orang berakal (aqil) itu lebih sahih ketimbang keyakinan orang bodoh (jahil).
“Jika anda bertanya kepada orang jahil dia akan membawa anda pada hal yang batil.
“Jangan membuka pintu yang akan menyalahkanmu jika kamu menutupnya, dan jangan melepas anak panah yang kamu tidak bisa menariknya kembali.
“Di antara dosa terbesar itu adalah memandang baik keburukan kita.
“Keutamaan itu diraih dengan memperbanyak adab, bukan keriangan dari dawab.
“Kebenaran yang melukai (yadhurr) lebih baik daripada kebatilan yang menyenangkan (yasurr).
“Menemani orang pintar akan menghidupkan jiwa.
“Hal paling buruk itu mengambil kawan seorang pendengki.
“Jangan tertawa tanpa rasa penasaran, dan jangan berjalan tanpa tujuan.
“Bermusyawarah itu inti dari petunjuk, sementara ia yang mengambil keputusan sendiri akan menerima resikonya.
“Orang yang paling kaya (al-ghina) itu orang yang meninggalkan keinginannya (al-muna).
“Tidak menyebutkan orang lain itu lebih baik ketimbang menyebut namanya dengan menyalahkannya.
“Keraguan itu saudaranya penyesalan.
“Dengan bersikap lemah lembut terhadap orang bodoh Anda akan mendapat banyak penolong menghadapi mereka, dengan kebaikan dan keramahan Anda akan layak disebut mulia, dan dengan meninggalkan hal-hal yang tidak perlu jadi perhatian Anda, maka akan sempurna lah keutamaan Anda.”
“Orang yang mulia itu hatinya lembut, sedangkan orang kurang intelek itu sombongnya yang besar.
“Kadang keraguan itu justru membawa pada kebenaran.
“Cari tahu dengan siapa engkau akan berjalan sebelum tanya soal rute perjalanan dan cari tahu siapa tetangga sebelum bertanya soal rumah.
“Jangan mengambil siapapun sebagai musuh Anda, karena Anda tidak pernah bebas dari permusuhannya orang bodoh dan orang yang cerdas; jadi berhati-hatilah dari kebijaksanaan orang cerdas dan ketidaktahuan orang yang bodoh.
“Mereka yang tertawa sambil mengakui dosa-dosanya lebih baik ketimbang mereka yang menangis tapi tetap arogan di depan Tuhan.
“Jangan tunjukkan kesalahan pada orang yang salah karena meski ia mendapat ilmu darimu, ia akan tetap menganggap dirimu sebagai musuhnya.
“Sungguh memalukan kalau anda memuji-muji orang lain di depannya tapi anda menghina dibelakangnya.
“Dikatakan: bermanfaat buat orang lain itu akan mendatangkan cinta, melukai yang lain akan mendatangkan kebencian. Perselisihan membawa permusuhan, persetujuan membawa kebaikan, keadilan membuat hati bertemu dan tirani membawa pemisahan; moral yang baik membawa persahabatan, dan moral yang buruk menimbulkan perasaan jauh.
“Keterbukaan membawa keramahan, ketertutupan membawa kesepian; kesombongan membawa rasa jijik, kerendahan hati membawa kebesaran.
“Kebesaran hati membawa pujian, kikir akan menyalahkan, keraguan membawa kerugian, ketegasan membawa kebahagiaan.
“Berhati-hati itu mendatangkan keselamatan, dan manajemen yang baik membawa rahmat, dan dengan musyawarah apa yang dicari menjadi mudah. Dengan menjadi kawan yang baik, cinta akan bertahan, dan dengan kerendahan hati orang lain akan menemukan keramahan anda.
“Dengan menjaga moral mata pencaharian akan baik. Meremehkan orang lain membawa pemisahan. Dengan banyak diam anda menginspirasikan kekaguman dan dengan kefasihan bicara anda akan mendapat hormat.
“Dengan keadilan, ikatan telah dibuat, dan dengan kebajikan kehidupan anda akan meningkat. Dengan moral yang baik tindakan anda akan menghasilkan, dan dengan menghadapi kesulitan anda akan menguasai persoalan.
“Dengan bersikap lemah lembut terhadap orang bodoh Anda akan mendapat banyak penolong menghadapi mereka, dengan kebaikan dan keramahan Anda akan layak disebut mulia, dan dengan meninggalkan hal-hal yang tidak perlu jadi perhatian Anda, maka akan sempurna lah keutamaan Anda.”
Tabik,Nadirsyah Hosen