Sopir Angkot Malang Demo, Pelajar Terlantar
Malang: Ribuan sopir angkutan kota di Malang melanjutkan aksi mogok operasinalnya sejak kemarin (Senin, 6/5) dan berdampak pada telantarnya pelajar dan penumpang umum. Sejak Selasa (7/3) pagi, para pelajar yang hendak berangkat ke sekolah menunggu angkot cukup lama dan tak satupun angkot yang lewat mau mengangkut mereka.
"Kemarin waktu pulang terpaksa naik transportasi online tapi ya biayanya mahal sekali, dari sekolah ke rumah Rp200 ribu, padahal biasanya tidak lebih dari Rp30 ribu, itupun dapatnya uda malam. Tadi pagi akhirnya minta antar saja daripada terlambat karena tidak ada angkot yang mau mengangkut," kata seorang siswi SMA Indira.
Bukan hanya Indira yang mengeluhkan, hampir seluruh pelajar yang sebelumnya menggunakan jasa transportasi angkot mengeluhkan kondisi tersebut. "Karena tidak punya kendaraan pribadi, akhirnya ya cari tumpangan teman-teman yang kebetulan satu jalur," ujar Fauzi, siswa SMA Negeri 8 Malang.
Akibatnya penumpang diangkut kendaraan milik TNI dan Polri, bus sekolah, kendaraan milik Pemkot Malang maupun instansi yang tidak digunakan. Ribuan sopir angkot tersebut mogok operasional menolak keberadaan transportasi online yang kian menjamur dan beroperasi secara bebas.
Aksi ribuan sopir angkot yang digelar sejak Senin (6/3) itu untuk yang ketiga kalinya, namun belum ada solusi dan kebijakan tegas dari Pemkot Malang. Para sopir angkot itu menuntut agar Wali Kota Malang Moch Anton menutup atau tidak mengizinkan operasional transportasi online di Kota Malang.
Namun, karena belum ada keputusan sebagai kebijakan final, DPRD Kota Malang, Dinas Perhubungan, dan Satlantas Polresta Malang akan membawa tuntutan sopir angkot itu ke Pemprov Jatim dan 25 ketua jalur akan ikut dalam pertemuan yang rencananya dilakukan hari ini. (hrs)