Pelajar SMP di Surabaya Bunuh Diri, Sekolah Tepis Perundungan
Pihak SMPN 23 menyebut, VT, 16 tahun, yang ditemukan tewas dalam keadaan gantung diri di belakang mal di Jalan Kalirungkut, pada Rabu, 20 April 2022, selama ini tidak memiliki permasalahan di sekolah.
Wakil Kepala SMP Negeri 23 Surabaya bidang Kesiswaan, Wakil Kepala SMP Negeri 23 Surabaya bidang Kesiswaan, Siti Halimah, mengatakan, tidak pernah ada perundungan kepada VT. "Tidak ada peristiwa bullying yang dialami VT di sekolah,” kata Halimah, Selasa, 26 April 2022.
Bahkan, kata Halimah, para siswa saling membantu selama jam pelajaran di kelas. Meski termasuk murid inklusi, korban tidak pernah menyusahkan orang lain selama berada di sekolah.
“Semua siswa di sini saling membantu dan Valen bukan tipikal anak yang merepotkan. Dia justru mandiri dan suka meng-eksplore. Teman-temannya juga sayang sama dia,” jelasnya.
Sementara itu, teman korban, Ghea Shalom Siahaan mengatakan, siswa kelas 8 tersebut dikenal sebagai anak yang periang. Bahkan, VT sangat suka bercanda dengan teman-temannya.
"Baik banget anaknya. Suka bercanda kalau sedang tidak ada guru. Kenal sejak kelas VII. Sampai saat ini kelas VIII. Dulu sering ketemu pas ada kegiatan pramuka," kata Ghea.
Selain itu, Ghea menyebut korban tidak pernah memiliki masalah ataupun musuh di sekolah. Sebab, VT memiliki pribadi yang mudah bergaul dengan teman-teman lainya di SMPN 23.
"Gak pernah (punya masalah). Pas pertama kali tahu kabar itu (kematiannya), saya kaget. Kebetulan saat itu dapat kabar dari teman," jelasnya.
Sebelumnya, Kematian, VT, 16, tahun, siswa SMPN 23, yang ditemukan tewas bunuh diri di belakang mal di Jalan Kalirungkut, Rabu, 20 April 2022, meninggalkan kejanggalan pada pihak keluarganya.
Ibu korban, Yuliantini menganggap anaknya tersebut tidak meninggal karena bunuh diri, namun dibunuh oleh seseorang. Hal itu, lantaran ada beberapa barang yang hilang saat jenazahnya ditemukan.
Pasalnya, kata Yuliantini, ketika dilaporkan hilang, korban membawa tabungannya sebesar ratusan ribu di dompetnya. Akan tetapi, saat ditemukan hanya ditemukan uang Rp 5.000 di sakunya.
"Sebelum hilang waktu berangkat sekolah itu dia bawa dompet itu berisi uang ratusan ribu, itu dompetnya gak ada, hanya ada Rp 5.000 di saku bajunya," kata Yuliantini, Minggu, 24 April 2022.