Pelabuhan Perikanan Masami Vakum, Warga Sekitar Ikut Terdampak
Belasan warga Dusun Selogiri, Desa Ketapang mendatangi kantor Syahbandar Pelabuhan Perikanan Masami, Banyuwangi, Kamis, 24 Agustus 2023.
Mereka datang untuk mempertanyakan nasib pelabuhan tersebut. Sebab, sejak kapal ikan diarahkan bongkar ke Pelabuhan Tanjugwangi, Pelabuhan Perikanan Masami vakum. Sehingga pengelola pelabuhan tidak lagi bisa memberikan kontribusi keuangan kepada warga sekitar.
"Kami mewakili masyarakat ingin komunikasi dengan Syahbandar. Rumornya masami akan gulung tikar," jelas Abdullah, Ketua Paguyuban warga setempat.
Abdullah menyebut, biasanya Pengelola Pelabuhan Perikanan Masami memberikan kontribusi atau kompensasi kepada masyarakat sekitar. Nilainya sebesar Rp 2,5 juta per bulan.
Uang kompensasi itu, menurutnya sangat bermanfaat bagi warga setempat yang jumlahnya sekitar 200 Kepala Keluarga (KK). Dana tersebut digunakan untuk membantu warga yang sedang kifayah, kegiatan sosial hingga kegiatan kemasyarakatan lainnya.
"Selama empat bulan ini sudah tidak ada," tegasnya.
Selain kontribusi yang terhenti, selama tidak ada bongkar muat warung-warung milik warga yang ada di sekitar Pelabuhan tersebut juga sepi.
"Harapannya supaya balik lagi (bongkar) di pelabuhan Masami," timpal Ketua RW setempat, Atmawi.
Syahbandar Pelabuhan Perikanan Masami, Wahyu Feri Wibowo menyatakan, kedatangan warga sekitar pelabuhan Perikanan Masami tersebut untuk yang menyampaikan aspirasi. Dimana mereka sudah tidak menerima kompensasi selama empat bulan terakhir.
"Keberadaaan (Pelabuhan Perikanan) Masami ini bermanfaat bagi warga. Ini sudah empat bulan tidak diberi (kompensasi)," terangnya.
Wahyu menjelaskan, pihaknya sudah menjelaskan pada warga vakumnya Pelabuhan Masami ini karena kondisi cuaca. Mulai awal Mei belum memungkinkan kapal untuk aktivitas karena arus dan gelombang.
Wahyu pun menegaskan begitu cuaca kembali membaik kapal ikan yang izin pangkalannya di Pelabuhan Perikanan Masami akan kembali ke pelabuhan tersebut.
"Selama belum memiliki izin di (Pelabuhan) Tanjungwangi tetap akan kembali ke Masami," tegasnya.
Menurutnya, kondisi terakhir cuaca di Selat Bali masih bergelombang. Sehingga kapal ikan masih belum bisa aktivitas bongkar di Pelabuhan Perikanan Masami. Dia menegaskan, pihaknya terus memantau kondisi cuaca sambil koordinasi dengan tim dari Pelabuhan Masami.
"Kalau memang cuaca memungkinkan kapal yang mau datang kita coba ke sini. Kita pastikan dulu aman, kalau memang aman ya bongkar kalau tidak ya ke tengah lagi," terang Wahyu.
Dia memastikan, kapal ikan yang saat ini diarahkan bongkar di Pelabuhan Tanjungwangi tetap dikenakan penghasilan negara bukan pajak (PNBP). Pengenaan PNBP ini didasarkan pendataan hasil tangkapan masing-masing kapal.
Perhitungannya, lanjut Wahyu, hasil tangkapan dikalikan harga acuan per jenis ikan. Nilainya dikenakan 10 persen.
"Kami menugaskan petugas pendataan dari Kementerian Kelautan yang mendata di dermaga sana. Habis didata, direkap, dilaporkan, nanti baru dikenakan pajak PNBP-nya," tutup dia.