Mengejutkan! Pejabat Tolak Hadiah Mobil, Cara Lain ke Jalan Lain
Praktik korupsi telah membudaya, kata Bung Hatta, menyaksikan fenomena masyarakat di masa kepemimpinan Presiden Sukarno. Bagaimana kondisi Indonesia kini?
Ah, ternyata pembacaan situasi Bung Hatta itu tak bergeser hingga kini. Korupsi semakin menjadi-jadi. Dalam istilah sastrawan Filipina Jose Rizal, El Filibusterismo ("Merajalelanya Keserakahan").
Seorang pejabat memang ada yang menolak praktik suap. Tapi, ia selalu mencari "jalan lain ke cara yang lain". Tentu, ini tak lepas dari kecakapan seorang penyuap untuk meloloskan tujuan-tujuan agar sang pejabat luluh dan meloloskan tujuannya, seperti tampak dalam humor kita ini.
Okelah, gerakan Reformasi yang di antara agendanya adalah memberantas praktik korupsi (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), ternyata telah menyimpang. Kita pun hanya bisa ketawa menyaksikannya. Maka, kita berhumor saja ya, agar akal sehat tetap terjaga.
Pejabat Diberi Hadiah Mobil, ke Jalan Lain
Seorang pejabat tinggi dari Indonesia mendapat undangan untuk berkunjung ke pabrik perakitan mobil mewah di Jerman. Ini memang pengalaman mengesankan baginya.
Setelah sampai di sana dan memperhatikan semua cara kerja perakitan mobil tersebut sang pemilik pabrik berkata, "Mobil jenis terbaru ini kami berikan sebagai hadiah kepada Bapak".
Lalu sang pejabat berkata, "Oh, saya tidak bisa menerimanya. Nanti saya dikira menerima suap".
"Kalau begitu saya jual seharga Rp500.000,-".
Lalu sang pejabat berkata, "Kalau begitu saya beli lima".
Jam Korupsi di Indonesia
Ada serombongan manusia yang sedang menunggu masuk di pintu neraka. Mereka dipanggil masuk satu persatu oleh pejabat malaikat yang bertugas di sana. Di dinding belakang tergantung puluhan jam dinding sebagaimana layaknya yang terlihat di bandara udara saja. Tetapi ada perbedaannya dengan jam yang ada di dunia ini. Kalau jam di dunia menunjukkan posisi waktu yang berbeda-beda untuk berbagai kota tujuan, jam dinding di neraka juga berbeda kecepatan putarannya.
Salah seorang yang agak bingung bertanya kepada malaikat di sana mengapa hal itu terjadi. "Oh itu, jam yang tergantung di sana menunjukkan tingkat kejujuran pejabat pemerintah yang ada di dunia sewaktu Anda hidup."
Sang malaikat menjelaskan, "Semakin jujur pemerintahan negara Anda, jam negara Anda di sini semakin lambat. Sebaliknya semakin korup pejabat pemerintah negara Anda, semakin cepat pula jalannya."
"Coba lihat," kata seorang yang sedang antri kepada yang lainnya, "Jam Filipina berputar kencang. Berarti memang benar Marcos banyak korupsi tuh."
"Itu lagi, itu lagi," seru yang lainnya, "Jam Kongo, negaranya Mobutu Seseseko berputar tidak kalah cepat dari jam Philipina."
Mereka semua terlihat menikmati pengetahuan baru itu. Tapi mereka mencari-cari, di mana gerangan jam Indonesia. Salah seorang dari mereka memberanikan diri menanyakan kepada malaikat tadi.
"Oh, jam Indonesia ..... Kami taruh di belakang dapur. Sangat cocok dijadikan kipas angin!", jawab sang malaikat.
*) Melihat kondisi yang tak kunjung berhenti praktik korupsi, kita hanya bisa melawan (sekaligus prihatin, tentu saja) dengan ketawa! Ha ha ha...