Pegiat Reog di Malang Dorong Reog Ponorogo Diakui Unesco
Pegiat Seni Reog di Malang Raya menggelar pertunjukan seni Reog di halaman Dewan Kesenian Kota Malang. Pertunjukan seni Reog Ponorogo tersebut ditampilkan kepada masyarakat luas mulai dari warokan, jathilan hingga atraksi dadak-merak.
Acara tersebut digelar untuk mendukung Reog Ponorogo masuk dalam warisan budaya tak benda yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco). Ada sekitar puluhan komunitas reog yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
"Jadi ini adalah acara untuk istilahnya pelecut. Membangkitkan Reog Ponorogo ke masyarakat bahwa ini adalah suatu budaya yang membanggakan Indonesia," ujar Budayawan Malang, Dwi Cahyono pada Sabtu 23 April 2022.
Dwi mengatakan bahwa Reog Ponorogo berpotensi besar diakui oleh Unesco karena memiki akar sejarah yang kuat di masyarakat Indonesia.
Awalnya, Reog Ponorogo lahir sebagai sebuah kesenian untuk mencari ilmu kanuragan atau ilmu supranatural yang ada pada masa Kerajaan Wengker sekitar 1041 berdiri di Kabupaten Ponorogo.
"Jadi Reog ini punya tradisi yang panjang menggambarkan tentang perguruan-perguruan yang ada di sana," katanya.
Namun saat era itu baru pertunjukan warokan yang ditampilkan. Berlanjut pada era Kerajaan Wengker masa Majapahit sekitar 14 masehi baru Reog Ponorogo memiki pertunjukan lengkap seperti warokan, jathilan hingga atraksi dadak-merak.
"Sehingga melalui acara ini digunakan sebagai media untuk memperkenalkan ke masyarakat bahwa Reog Ponorogo ini adalah milik Indonesia," ujarnya.