Lawan Represifitas, Pegiat Literasi Malang Buka Lapak Baca
Penyitaan buku yang menimpa komunitas baca Vespa Literasi, di Kraksaan, Probolinggo, beberapa waktu lalu menyita komunitas literasi di daerah lainnya untuk melakukan solidaritas, salah satunya adalah di Kota Malang.
Sekitar 13 komunitas baca menggelar lapak baca secara bersama di Taman Merjosari, Kecamatan Merjosari, Kota Malang.
Ahmad Mustaqim, salah satu peserta dari komunitas baca Tore Maos, menuturkan bahwa lapak baca ini adalah sebagai salah satu bentuk solidaritas untuk Vespa Literasi yang mengalami penyitaan buku.
“Sebenarnya ini adalah support untuk Vespa Literasi, bentuk solidaritas dari Kota Malang. Juga melihat pentingnya literasi saat ini, ditambah melihat kondisi literasi sekarang yang mengalami represifitas,” tuturnya.
Menurut Ahmad, bentuk-bentuk represifitas seperti penyitaan buku yang terjadi di Probolinggo dan juga di Makassar harus ditolak. Seharusnya mereka terlebih dahulu mengetahui sejarah buku yang disita.
“Dengan adanya lapak baca jalanan seperti ini jangan sampai dibubarkan karena akan membuka ruang-ruang baru untuk masyarakat mengakses buku-buku baru,” terangnya.
Senada dengan Ahmad, komunitas baca Teras IKIP dari Universitas Negeri Malang (UM), Muhammad Haidar, menerangkan bahwa lapak baca tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas untuk kawan seperjuangan.
“Ada banyak masalah-masalah yang menimpa dunia literasi seperti di Probolinggo salah satunya. Sehingga lapak-lapak buku jalanan itu berinisiatif untuk membuka lapak baca,” tuturnya.
Haidar mengungkapkan ini tidak hanya digelar di Kota Malang, namun juga di daerah-daerah lain seperti di Pasuruan, Jombang, juga daerah lainnya.
“Kalau di Pasuruan itu ada Wahana Baca buka lapak di alun-alun Kota Pasuruan, kalau di Jombang itu buka lapak di daerah Mojoagung,” terangnya.
Selain itu untuk menumbuhkan minat literasi komunitas baca seperti Tore Maos dan Teras IKIP membuka lapak baca juga di kampus mereka sendiri yaitu di Universitas Islam Malang (Unisma) dan UM.
“Kita juga bergerak di Unisma sendiri dan teman-teman juga merasa terbantu fengan adanya lapak baca di sana,” kata Ahmad.
Ahmad melanjutkan gerakan seperti ini juga diterapkan di kampungnya sendiri di Bangkalan, Madura. “Untuk di kampung buat melawan dikotomi ilmu agar masyarakat tidak hanya sebatas mempelajari ilmu-ilmu agama saja,” ucapnya.
Begitupula dengan Teras IKIP mereka membuka lapak baca di kampusnya dengan memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang ada seperti di taman kampus.
“Walaupun tidak banyak yang mengunjungi, yang terpenting mereka sudah ada ketertarikan untuk membaca,” tutup Haidar.
Haidar mengungkapkan ini tidak hanya digelar di Kota Malang, namun juga di daerah-daerah lain seperti di Pasuruan, Jombang, juga daerah lainnya.
“Kalau di Pasuruan itu ada Wahana Baca buka lapak di alun-alun Kota Pasuruan, kalau di Jombang itu buka lapak di daerah Mojoagung,” terangnya.
Selain itu untuk menumbuhkan minat literasi komunitas baca seperti Tore Maos dan Teras IKIP membuka lapak baca juga di kampus mereka sendiri yaitu di Universitas Islam Malang (Unisma) dan UM.
“Kita juga bergerak di Unisma sendiri dan teman-teman juga merasa terbantu fengan adanya lapak baca di sana,” kata Ahmad.
Ahmad melanjutkan gerakan seperti ini juga diterapkan di kampungnya sendiri di Bangkalan, Madura. “Untuk di kampung buat melawan dikotomi ilmu agar masyarakat tidak hanya sebatas mempelajari ilmu-ilmu agama saja,” ucapnya.
Begitupula dengan Teras IKIP mereka membuka lapak baca di kampusnya dengan memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang ada seperti di taman kampus.
“Walaupun tidak banyak yang mengunjungi, yang terpenting mereka sudah ada ketertarikan untuk membaca,” tutup Haidar.