Pegawai PT Garuda Hanya Disisakan 3.600 Orang Saja
PT Garuda Indonesia sedang terpuruk. Kini perusahaan penerbangan nasional itu sedang merancang pengurangan karyawannya secara ekstrim. Dari total sekitar 8.000 karyawan, yang akan dipertahankan, kata Menteri BUMN Erick Thohir hanya 3.600 orang, terdiri dari 1.300 pilot dan awak kabin serta 2.300 karyawan darat.
Sisanya, sekitar 4.500 karyawan PT Garuda Indonesia ditawari pensiun dini. Penawaran pensiun dini diberlakukan hingga 19 Juni 2021 demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, pandemi COVID-19 telah memukul industri penerbangan di seluruh dunia, bahkan ada maskapai asing yang lebih parah ketimbang Garuda Indonesia. “Kita mencari berbagai cara agar Garuda tetap bisa bertahan menghadapi tekanan kondisi keuangan yang minus,: katanya.
Ke depan, katanya, Garuda akan berfokus kepada bisnis penerbangan domestik dalam negeri dengan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di Tanah Air.
Tahun lalu, di awal pandemi PT Garuda Indonesia juga menawarkan pensiun dini yang diikuti sekitar 400 pegawai, dan 800 pegawai lainnya menerima kebijakan berupa unpaid leave atau cuti atas tanggungan sendiri.
Saat ini PT Garuda Indonesia tercatat memiliki utang 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran. Perusahaan memiliki kas negatif dan utang minus Rp41 triliun. Tumpukan utang tersebut disebabkan pendapatan perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional.
Berdasarkan pendapatan Mei 2021, PT Garuda Indonesia hanya memperoleh sekitar 56 juta dolar AS dan pada saat bersamaan masih harus membayar sewa pesawat 56 juta dolar AS, perawatan pesawat 20 juta dolar AS, bahan bakar avtur 20 juta dolar AS, dan gaji pegawai 20 juta dolar AS.