Pengabdian Guru di Muhammadiyah Tak Kenal Pensiun
Meski sudah pensiun jadi guru, tenaga pendidikan harus terus mengabdi di Persyarikatan Muhammadiyah. Setelah pensiun, perjuangan jangan sampai berhenti. Sebagai kader, baik tenaga, pikiran masih dibutuhkan di ranting, cabang untuk kemajuan Persyarikatan Muhammadiyah. Pengabdian untuk kemajuan itu memang dibutuhkan sampai kapanpun.
Akhid Widi Rahmanto, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta dalam keterangan diterima ngopibareng.id.
“Ini progam yang cerdas, dimana sudah berjalan tahun keenam, artinya sudah 12 kali karena setiap tahun dilakukan dua kali,” ungkapnya.
Sebelumnya, ia mengungkapkan hal itu dalam Penyerahan Tali Asih kepada 29 orang guru, tenaga kependidikan sekolah/madrasah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Periode Januari – Juni 2019 di Aula PDM Yogyakarta, pada Jumat 21 Juni 2019.
Akhid Widi Rahmanto menambahkan, pemberian tali asih jangan dilihat nominalnya, tetapi sebagai bentuk apresiasinya dan penghargaan atas pengabdiannya selama 15 tahun. “Jasa para guru sudah jelas luar biasa. Tetapi tali asih sebagai bentuk apresiasi dan perhatian,”katanya.
Sebelumnya, Hery Nugroho, Ketua Badan Kerjasama Sekolah Lintas Jenjang Sekolah Muhammadiyah Kota Yogyakarta mengatakan, tali asih diberikan kepada 29 orang dengan pengabdiaanya minimal 15 tahun.
Adapun dalam rinciannya, untuk guru dan tenaga kependidikan berjumlah 8 orang, SMP/MTs sebanyak 13 orang. SMA/MA sebanyak 5 orang, SMK 3 orang. Lebih detail lagi diberikan kepada 4 kepala sekolah, 21 guru dam 4 tenaga/karyawan. Dengan total taliyang diberikan senilai Rp 186 juta.
"Setiap orang nominalnya berbeda-beda, tergantung lama pengabdiannya," jelas Hery Nugroho.
Pada periode kali ini, tercatat ada guru Muhammadiyah yang mengabdi selama 41 tahun 7 bulan. Guru tersebut mengabdi sejak Januari 1977 atas nama Ahmad Mustari, guru SD Muhammdiyah Miliran “Progam Plus” Yogyakarta. (adi)