Peduli Pendidikan, Puti Guntur Datangi Sekolah Indonesia di Tokyo
Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) berperan penting dalam pelayanan pendidikan anak-anak Indonesia yang orang tuanya bermukim di luar negeri.
Demikian dikatakan Anggota Komisi X DPR RI Puti Guntur Soekarno saat mengunjungi Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) pada Kamis 27 Oktober 2022.
Menurut Puti Guntur, hak dasar seorang anak memperoleh pendidikan menjadi kewajiban Pemerintah Indonesia untuk dapat memenuhinya. Keberadaan SILN justru membantu dan perlu ditingkatkan kualitasnya.
“Keberadaan SILN adalah prioritas karena pendidikan punya konteks jangka panjang yang sangat luas. Tidak bisa dihitung dengan matematika. Evaluasi yang dilakukan pihak terkait harus mengarah pada pengembangan yang positif,” tegas keponakan Megawati Soekarno Putri yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Indonesia-Jepang ini.
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi memastikan adanya tanggung jawab bersama dari semua pihak. Yaitu mengawal jati diri bangsa tetap melekat di hati dan pikiran anak didik. SILN menjadi kebutuhan penting bagi para diaspora Indonesia agar bisa mendidik anak-anak mereka dalam kurikulum Indonesia.
“WNI yang tinggal di Jepang datang dan tinggal ada yang bersama keluarga dan ada juga yang menikah di Jepang. SILN ini menjadi jawaban dari kebutuhan akan sekolah bagi anak-anak mereka. Kita akan ada lost generation jika tidak layanan pendidikan bagi WNI di luar negeri. Perlu ada dukungan dari semua pihak. Dukungan itu tidak hanya materiil tetapi juga untuk tenaga guru. Harus dimaksimalkan layanan pendidikan ini bagi WNI di luar negeri,” tegas Dubes Heri.
Di acara itu, Dubes Heri didampingi Koordinator Bidang Pendidikan Sosial Budaya KBRI Tokyo Meinarti Fauzie, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Yusli Wardiatno, Kepala SRIT Ari Driyaningsih dan Ketua Komite Sekolah Sonny Surachman Ramli.
Menurut Dubes Heri Akhmadi, untuk menjangkau layanan pendidikan bagi anak-anak WNI, KBRI Tokyo menyelenggarakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan bekerja sama dengan masyarakat mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Indonesia yang sudah kami dirikan di 5 wilayah Jepang. Tiga mata pelajaran utama dalam PKBM adalah agama dan budi pekerti; Pancasila dan Kewarganegaraan; serta Bahasa Indonesia.
“KBRI Tokyo sejak 15 September 2020 mendapat mandat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk melaksanakan PJJ di wilayah Jepang dan Asia Timur,” tambahnya.
Kepala SRIT Ari Driyaningsih menjelaskan, jumlah guru saat ini 13 orang. Dari 13 guru itu 7 orang adalah guru pengganti dan native speaker. Ada kebutuhan 4 guru yang di proyeksikan akan didatangkan untuk mengajar di SRIT. Namun hingga kini masih belum datang dari Indonesia karena kendala tekhnis. Kebutuhan akan guru menjadi prioritas dalam kelancaran proses belajar mengajar siswa-siswi SRIT yang berjumlah 113 siswa siswi dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA.