Peduli Lombok, NU Belanda Salurkan Bantuan 1.703 Euro
"Animo masyarakat di Belanda, baik Nahdliyin maupun di luar Nahdliyin itu cukup besar. Bantuan mereka disalurkan lewat LAZISNU PCINU Belanda,” ungkap Fachrizal
Ini bentuk kepedulian warga negara Indonesia yang berada di Belanda terhadap musibah di Lombok. PCINU Belanda melakukan penggalangan dana yang kemudian disalurkan langsung ke NU Care-LAZISNU Pusat. Dana yang terkumpul sebesar 1.703 Euro atau sekitar 28,495 juta rupiah.
“Alhamdulillah, sampai hari ini PCINU Belanda telah mengumpulkan dana sebanyak 1.703 Euro. Sampai detik ini, pengumpulan masih berjalan. Animo masyarakat di Belanda, baik Nahdliyin maupun di luar Nahdliyin itu cukup besar. Bantuan mereka disalurkan lewat LAZISNU PCINU Belanda,” ungkap Fachrizal pada ngopibareng.id, Selasa 14 Agustus.
Fachrizal menyampaikan, di Belanda, penggalangan dana juga dilakukan lewat pertunjukkan musik dan budaya.
“Saya dengar ada mukimin di Belanda sedang melakukan penggalangan dana lewat musik budaya. Dan nantinya akan disalurkan juga untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Lombok, yang sedang kesusahan karena ada bencana gempa bumi,” ujar mahasiswa jenjang doktoral Fakultas Hukum Universitas Leiden itu.
Penyaluran bantuan diserahkan Wakil Rais Syuriyah PCINU Belanda Fachrizal Afandi kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, pada acara Peluncuran Buku Peta Jalan NU Abad Kedua di Gedung PBNU, Jakarta, Senin 13 Agustus malam.
Penggalangan dana sudah dilakukan selama seminggu dan menyasar masyarakat secara umum. “Mulai tanggal 6 Agustus. Itu kita juga di luar ekspektasi karena tidak hanya mahasiswa, Nahdliyin yang ada di Belanda. Bahkan masyarakat non muslim juga menitipkan uang sumbangannya kepada kami,” kata Fachrizal.
Selain menggalang dana untuk bantuan ke Lombok, NU Care-LAZISNU Belanda juga mengumpulkan dana demi menguatkan dakwah Islam Nusantara di Belanda.
Dengan dana LAZISNU, kata Afandi, bisa membantu teman-teman mahasiswa KKN selama di Belanda. Fasilitas tempat tinggal, transportasi. Ada enam orang dari UIN Sunan Ampel. Semoga ke depan UNU. Mereka disebar ke beberapa kota, Rotterdam, Den Haag, Amsterdam, Leiden, Wageningan. Enam orang ini kita sebar untuk memperkuat dakwah Islam Aswaja An-Nahdliyah atau yang biasa disebut Islam Nusantara itu.
Dosen di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu juga menjelaskan, LAZISNU baru bergerak di tahun 2018 ini, namun gerakannya cukup baik.
“Belum satu tahun sebenarnya. Salah satu kenapa LAZISNU cukup baik, karena sosok ketuanya, Muhammad As’ad, dosen Unhasy, yang memiliki ghiroh untuk melakukan filantropi cukup baik. LAZISNU minimal bisa sama dengan lembaga filantropi yang sudah mapan sekarang. Kalau bisa, lebih besar, karena potensi NU luar biasa,” harapnya. (adi)