Peduli Lndungi Akan Diperluas Menjadi Platform Satu Sehat
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Rl akan mentransformasikan aplikasi Peduli Lindungi menjadi platform Satu Sehat. Menyusul kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut.
Platform Satu Sehat nantinya bukan hanya untuk kepentingan vaksinasi tapi juga untuk layanan kesehatan lain.
Pernyataan itu disampaikan Budi Gunadi Sadikin setelah mengukuti rapat terbstas di Istana Negara pada Senin 2 Januari 2022.
Menkes Budi Gunadi berbicara soal arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang integrasi data pemerintahan yang aturannya sudah termuat di Perpres Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik.
"Memang dalam rangka payung sistem pemerintah berbasis elektronik, arahan Bapak Presiden kita kan mengintegrasikan data pemerintahan. Nah integrasi data pemerintahan ini sudah ada strategisnya. Bapak Presiden juga sudah tanda tangan Perpres sistem pemerintahan berbasis elektronik," katanya.
Menkes menjelaskan, semua data nanti akan masuk ke Satu Data Indonesia. Salah satu subsektornya yaitu Satu Sehat yang sudah ditandatangani 17 Agustus lalu.
"Kita kasih deadline sampai 2023 semua fasilitas kesehatan, rumah sakit contohnya, semua Puskesmas, semua klinik, semua apotek, semua laboratorium, harus terintegrasi data ke Satu Sehat. Gunanya supaya apa? Supaya nanti bisa dimanfaatkan masyarakat," ujar Budi.
Budi menjelaskan, nantinya Peduli Lindungi ditransformasikan ke Satu Sehat. Fungsinya bakal lebih banyak, termasuk soal imunisasi anak.
"Nanti Peduli Lindungi akan kita transformasikan ke platform Satu Sehat, di mana-mana temen yang sudah punya, karena sudah download, tetap bisa pakai. Cuma fungsinya bukan hanya untuk vaksin sama scanning aja, tapi bisa untuk imunisasi yang anak kita sudah pakai apa, kemudian kalau dicek darah di laboratorium contohnya, masuk datanya ke situ," ujar Budi.
"Kita general check-up ke rumah sakit, masuk datanya. Bukan hanya data tulisannya, sampai data image, sampai video CT scan, MRI-nya masuk. Kalau kita beli obat di rumah sakit masuk, kalau kita pakai apple watch atau samsung watch masuk," sambung dia.
Budi menjelaskan platform Satu Sehat itu bakal menjadi milik individu. Melalui platform ini nantinya dokter akan lebih mudah melihat rekam medis pasien.
"Sehingga kalau dia sakit, dia bisa share data itu ke dokter, dokter itu lihat 5 tahun terakhir record-nya seperti apa, oh rajin lari nih, jantungnya sehat kok, dia nggak pernah check up catatan jantung, tapi ususnya ada catatan suka sakit perut, suka beli obat di apotik, suka obat-obat sakit perut. Jadi dokternya akan jauh lebih cepat tahu," beber Budi.
Tak hanya itu, platform Satu Sehat juga bisa digunakan pemerintah daerah untuk memahami kesehatan populasi. Dengan demikian, pemerintah daerah lebih efektif dalam menentukan intervensi.
"Kami harapkan di akhir 2023 sudah selesai, semua terintegrasi sehingga 2024 bisa kita manfaatkan saja," ujar Menkes, yang juga diuanggah melalui Youtobe Setpres.