Peduli Korban Tsunami Sunda dan Lampung, Begini Perhatian PBNU
Guna mengatasi dampak dan derita warga akibat bencana tsunami di Provinsi Banten, Nahdlatul Ulama (NU) Peduli memberangkatkan tim medis, Senin 24 Desember 2018 malam. Pemberangkatan dilakukan di Halaman Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Ketua NU Care-LAZISNU, Ahmad Sudrajat mengatakan bantuan medis terdiri dari tim dokter, asisten dokter, apoteker. Selain itu disertakan juga obat-obatan.
"Tim medis ini akan bertugas di Banten hingga beberapa hari ke depan," katanya.
Untuk melancarkan tugas tim medis, NU Peduli juga mengirimkan ambulans. Tujuannya agar tim medis bisa berpindah-pindah melakukan penanganan kesehatan ke titik-titik yang memerlukan bantuan. Tim medis merupakan gabungan dari para relalan LKNU, PDNU, dan Pagar Nusa.
"Bantuan kesehatan menjadi salah satu bentuk bantuan bagi warga terdampak tsunami Selat Sunda di Banten. Sebelumnya NU Peduli melakukan asesmen, mencari dan membantu evakuasi jenazah, serta memberikan makanan cepat saji."
Bantuan kesehatan menjadi salah satu bentuk bantuan bagi warga terdampak tsunami Selat Sunda di Banten. Sebelumnya NU Peduli melakukan asesmen, mencari dan membantu evakuasi jenazah, serta memberikan makanan cepat saji.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Waketum PBNU H Maksum Mahfoedz, Ketua PBNU H Robikin Emhas dan Aisudin Abdurrahman, Ketua PP Pagar Nusa Nabiel Haroen, staf NU Care-LAZISNU Ahyad Alfidai.
Selain di Banten, NU Peduli juga melakukan penanganan di daerah terdampak tsunami di Lampung.
Sebelumnya dikabarkan, tsunami Selat Sunda melanda Banten dan Lampung. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan tsunami disebabkan longsor ke laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. Kepastian ini diperoleh setelah BMKG mengumpulkan data lebih lanjut usai tsunami.
Kepala BMKG Dwikorita Kurnawati mengatakan BMKG mengamati bersama citra satelit Anak Gunung Krakatau yang ternyata kolaps. Keadaan tersebut mengakibatkan longsor ke arah laut dan akhirnya menimbulkan tsunami.
“Jadi tsunami ini memang ada kaitannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau," kata Kepala Dwikorita Kurnawati di Kantor BMKG di Jakarta, Senin 24 Desember.
Selain itu dia mengatakan ada juga getaran tremor setara dengan gempa berkekuatan magnitudo 3,4. Tremor merupakan gempa vulkanik.
“Jadi kejadian tsunami ini erat kaitannya sebagai dampak lanjut tidak langsung dari erupsi Gunung Anak Krakatau," ucapnya.
Ia menambahkan, saat itu yang terjadi bukan hanya satu fenomena. Tsunami itu terjadi saat adanya gelombang tinggi akibat air pasang.
Sementara itu, jumlah korban bencana tsunami di Selat Sunda terus bertambah. Data terbaru dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban jiwa mencapai 373 jiwa.
"Data sementara hingga 24/12/2018 pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi. Diperkirakan korban masih bertambah," tulisnya dalam akun twitternya @Sutopo_PN, Senin 24 Desember 2018.
BNPB juga menyatakan 611 unit rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, serta 420 perahu mengalami kerusakan. Korban dan kerusakan ini berada di lima kabupaten, yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. (adi)
Advertisement