Peduli Indonesia, Komunitas Lintas Agama Gelar Aksi Damai
Forum dan kelompok Komunitas Lintas Agama Surabaya menggelar aksi damai di pertigaan Jalan Jemursari Surabaya, Jumat 23 Agustus 2019. Sebanyak 30 orang ikut andil dalam acara tersebut.
Menurut salah satu koordinator aksi damai, Filipus Herman, aksi ini merupakan solidaritas kawan-kawan terkait kebhinekaan di Indonesia yang mulai terkikis.
Selain itu, aksi damai tersebut bentuk kepedulian komunitas lintas agama untuk bersama-sama menolak adanya rasisme, radikalisme, dan diskriminasi di Bumi Pertiwi.
“Tujuan kami untuk menunjunkan Kebhinekaan di Indonesia khususnya Surabaya masih ada. Selain itu kami juga menolak semua yang berkaitan dengan rasisme, radikalisme dan diskriminasi,” ujar Herman kepada ngopibareng.id.
Setidaknya menurut daftar yang diberikan oleh Herman, ada 5 komunitas yang hadir ikut turun menyuarakan pendapatnya. Mulai dari GEMA Indonesia, Komunitas Arek Blusukan Surabaya (Karebs), Roemah Bhinneka Surabaya, GP Ansor Surabaya dan Rijalul Ansor Jatim.
Menurutnya, kehadiran 5 kelompok tersebut bukan hanya mendukung secara fisik, namun juga secara moril. Itu menandakan, masih banyak orang di Surabaya yang mengingkan kerukunan antar anak bangsa.
“Intinya kita ingin menunjukan ke masyrakat, bahwa masih banyak yang peduli dengan Indonesia, khususnya Surabaya,” katanya.
Saat disinggung apakah aksi damai tersebut juga merupakan solidarita untuk teman-teman Mahasiswa Papua yang beberapa hari sebelumnya menjadi korban diskriminasi dan rasisme.
Herman mengatakan, aksi tersebut juga merupakan solidaritas untuk teman-teman Papua, bukan hanya di Surabaya namun di Indonesia.
“Iya untuk sedikit meredam yang terjadi beberapa hari lalu. Namun itu bukan tujuan paling utama ya. Karena kami tak terlalu tahu yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua. Namun jelas, kami ikut meredam agar tak terjadi kekerasan kembali dalam bentuk apapun,” lanjutnya.
Ia berharap dengan adanya aksi damai ini, bisa menunjukan kepada semua masyarakat bahwa Indonesia masih nyaman untuk tempat tinggal bagi seluruh warga masyarakat Indonesia. Meskipun di Indonesia tempatnya perbedaan.
“Intinya agar semua nyaman tinggal di sini. Karena Indonesia ada karena perbedaan yang dimiliki, oleh karena itu kita harus tetap menerima perbedaan yang dimiliki oleh orang lain,” lanjutnya.
Selain itu, setelah adanya aksi damai ini, semua orang khususnya pemuka agama bisa ikut andil dalam menyejukan kondisi masyarakat Indonesia.
“Saya minta tolong, semua pemuka agama bisa turut menciptakan keadaan yang kondusif. Kalau kata Bung Karno, silahkan beragama, namun jangan ambil budaya asal agama anda,” katanya.
Kedepannya, ia berharap bisa kembali menggelar aksi damai untuk kebhinekaan yang lebih besar dari jumlah massa khususnya.
“Tidak menutup kemungkinan kami akan adakan lagi even ini, Bahkan lebih besar dari kemarin,” pungkasnya.
Advertisement