RS Orthopedi dan Traumatologi Peduli Anak Penderita Kaki 'O'
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau lebih dikenal dengan kaki bengkok bawaan lahir merupakan kelainan pada kaki bayi yang baru lahir. Bayi yang mengalami kelainan ini memiliki ciri bentuk O dan telapak kaki masuk ke dalam.
Menurut dr Gwendolin Mustika Dewi, MARS dari RS Orthopedi dan Traumatologi (RSOT), kelainan CTEV pada bayi yang baru lahir dapat disembuhkan dengan penanganan yang cepat saat diketahui saat itu juga.
"Jadi saat lahir dan ketahuan anaknya CTEV orang tua bisa langsung melakukan pengobatan dan perawatan pada kaki anaknya," kata Direktur RSOT, ditemui di acara Charity For Fun bertempat di Ciputra Waterpark, Minggu, 20 Oktober 2019.
Sayangnya, kata Gwendolin, banyak orang tua yang tidak mengetahui cara pengobatannya ataupun tidak tahu harus kemana. Alhasil, banyak anak mengalami kelainan kaki CTEV ini sampai ia tumbuh dewasa karena tak tertangani. Dan tentunya ini mempengaruhi kualitas hidupnya.
Melihat hal ini, RSOT membuat program peduli CTEV yang berfokus memberikan penanganan gratis bagi penderita CTEV dari keluarga tidak mampu.
"Dalam satu tahun kami menargetkan 10 kaki penderita CTEV untuk mendapatkan penanganan gratis dari kami. Tapi terkadang target ini tidak terpenuhi kan sayang sekali, padahal kami yakin masih banyak yang membutuhkannya," ujar Gwendolin.
Gwendolin menuturkan, untuk mendapatkan penanganan CTEV secara gratis bagi keluarga yang tidak mampu akan cukup menunjukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) ke RSOT.
"Kalaupun merasa kurang mampu dapat mengajukan subsisdi, kami bantu. Siapapun boleh mendaftarkan anaknya untuk memperoleh bantuan ini," ujarnya.
Tambahnya, untuk membanyak kuota bantuan bagi penderita CTEV. RSOT dalam rangka HUT ke-9 juga mengadakan Charity Run For CTEV yang diikuti 1500 peserta.
"Nantinya semua keuntungan dari Run For akan disumbangan untuk perawatan anak-anak penderita CTEV," katanya.
Ia berharap dengan adanya acara ini dapat banyak membantu anak-anak CTEV untuk sembuh dan bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik.
"Karena kalau kondisi ini terbawa sampai dewasa tentu dia akan minder dan berpengaruh pada kualitas hidupnyan nanti," tutupnya.
Advertisement