Pedasnya Harga Cabai, Penyumbang Inflasi Terbesar di Kota Malang
Kenaikan harga cabai dalam satu bulan terakhir menyumbang inflasi tertinggi di Kota Malang. Berdasarkan data BPS Kota Malang, dari total angka inflasi sebesar 0,20 pada bulan Juli 2019, kenaikan harga cabai rawit memiliki andil sebesar 0,18 persen.
Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo, menyampaikan bahwa komoditas cabai rawit mengalami kenaikan harga yang fantastis, sebesar 151,86 persen.
“Pada bulan Juli 2019 ini komoditas penyumbang inflasi terbesar kota malang adalah cabai rawit dengan andil sebesar 0,1857 persen yang pedasnya menasional,” tuturnya.
Sunaryo menuturkan, kenaikan harga tak hanya terjadi di Kota Malang, tapi berdampak secara nasional.
“Penghambat laju inflasi di Kota Malang terdapat dari harga tiket pesawat dengan andil sebesar -0,23” ujarnya.
Inflasi bulan Juli sebesar 0,20 persen di Kota Malang, lebih tinggi dari inflasi bulan Juli Provinsi Jawa Timur yang berkisar di angka 0,16 persen. Inflasi Kota Malang tertinggi keempat se-Jawa Timur setelah Jember dengan 0,24 persen.
Selain cabai rawit inflasi di Kota Malang dipicu oleh naiknya harga beberapa komoditi seperti daging ayam ras, cabai merah, emas perhiasan.
Lalu dipicu oleh kenaikan komoditi lainnya seperti buah pir, tauge/kecambah, mentimun, pisang, Labu Siam dan Upah Pembantu Rumah Tangga.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi pada bulan Juli 2019, terdiri dari kelompok bahan makanan sebesar 2,01 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 0,59 persen,
Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17 persen, serta yang terkecil adalah kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen.
Adapun komoditi yang menahan laju inflasi pada bulan Juli 2019 diantaranya adalah angkutan udara, bawang putih, tomat sayur, mujair, bawang merah, tongkol pindang, semangka, selada, tarif kereta api dan besi beton.
Mengenai naiknya harga cabai rawit tersebut, beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, Wahyu Setianto, mengungkapkan, jika bulan Juli harga cabai rawit belum juga turun pihaknya akan menyiapkan operasi pasar.
“Kita pernah punya pengalaman, bawang putih itu pernah naik harganya. Ternyata setelah kita lakukan operasi pasar, di pasar Induk Gadang, Kota Malang, itu ada pedagang besar stok bawangnya 1 ton. Akhirnya kita suruh sebar ke pasar yang lain,” tuturnya.
Wahyu menambahkan, jika cara tersebut juga tidak berhasil, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, untuk merekomendasikan impor cabai kering, seperti yang telah dilakukan setahun lalu.