Pedagang Sapi Ngeluh, Dulu COVID Sekarang Kena PMK
Sejumlah pedagang hewan kurban di Jakarta, mengeluh akibat sepinya pembeli. Hingga H-1 Idul Adha, sapi yang didatangkan dari NTB, Bali dan Jawa Timur masih "menumpuk" di lapak atau kandang darurat.
Sepinya pembeli dipengaruhi oleh kasus merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi dan kambing. Meski hewan kurban dari daerah itu sudah dilengkapi surat keterangan sehat dari dinas peternakan.
"Idul Adha tahun lalu sepi pembeli karena COVID-19. COVIDnya mengendor, sekarang muncul PMK," keluh Amran, pedagang ternak kurban di daerah Kebayoran Jakarta selatan.
Pria berusia 56 tahun ini mendatangkan sapi melalu orang lain dari NTB sebanyak 125 ekor. Biasanya menjelang Idul Adha seperti sekarang, dagangannya menyisakan lima atau 10 ekor paling banyak. "Sekarang terbalik, sejak pertengahan Juni sampai sekarang, baru laku tujuh ekor. Itu pun masih minta jaminan uang kembali kalau saat akan dipotong, sapinya sakit,' katanya.
Amran bukan satu-satunya pedagang hewan kurban yang sepi pembeli. Kalau di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, ada puluhan pedagang yang senasib. Termasuk pasar hewan Jonggol Bogor yang berbatasan dengan Jakarta.
Mereka ini termasuk pedagang yang mengambil dari 80.000 ekor sapi yang didatangkan oleh Menteri Pertanian melalui jalur laut. Sapi yang tidak laku itu akan dijual lagi ke tempat-tempat pemotongan hewan tentunya dengan harga yang lebih murah. "Ini risiko seorang pedagang, kalau tidak untung ya buntung," kata Anwari pedagang hewan kurban yang buka lapak di kawasan Tanah Abang.
Anwari menuturkan, menjual hewan kurban di Jakarta tidak sebebas dulu, bisa jual di mana saja. Sekarang, tidak bisa lagi. Lokasinya sudah ditentukan dan lahannya harus nyewa milik warga. Biaya sewanya dikatakan cukup mahal. Sejak sapi datang pertengahan Juni sampai Idul Adha tiba, Bisa Rp15 juta per petak.
Para pedagang hewan kurban yang sepi pembeli, berharap pada detik-detik terakhir banyak pembeli datang memborong sapinya.
Berbeda dengan Rumlah, satu satunya perempuan yang ikut jualan hewan kurban di daerah Kebayoran Lama. Ia terlihat sumringah, dapurnya laku keras. Hingga saat ini sudah terjual 90 ekor. Rekor penjualan terbaik dalam dua tahun terakhir. "Saya berdoa semoga sisanya bisa terjual seluruhnya pada hari Sabtu dan Minggu besok," ujar Rumlah menggantungkan harapan.