Pedagang Pasar Tumpah Templek Blitar Pindah ke Jalan Kaca Piring
Setiap dini hari, Jalan Anggrek di Kota Blitar dipenuhi oleh para pedagang sayur, ikan, ayam, tahu, tempe dan lainnya. Pedagang yang tidak memiliki lapak dalam Pasar Templek, memilih untuk menggelar dagangan mereka di tepi jalan. Mereka disebut pedagang pasar tumpah Templek.
Namun, keadaan ini mengakibatkan kemacetan di area sepanjang Jalan Anggrek pada dini hari hingga matahari terbit. Banyak masyarakat yang melintas merasa terganggu oleh kondisi ini. Apalagi keberadaan pasar tumpah di depan Pasar Templek, tidak hanya diisi oleh pedagang dari Blitar, tetapi juga dari daerah-daerah lain seperti Batu, Kabupaten Malang, dan Tulungagung.
Pemerintah Kota Blitar pun resmi memindahkan lokasi pasar tumpah itu. Menurut Kabid Pengembangan Perdagangan dan Pasar, Dinas Perdagangan dan Industri Kota Blitar, Joko Purnomo, para pedagang dilarang berjualan di sekitar Jalan Anggrek atau sebelah barat Pasar Templek.
Para pedagang pasar tumpah dipindahkan ke Jalan Kaca Piring, sisi timur Pasar Templek. Lokasi yang dipilih merupakan spot penggusuran pasar lama. Proses pemindahan pedagang pasar tumpah ini butuh waktu lama untuk komunikasi dengan paguyuban pedagang.
Pasar Tertua di Kota Blitar
Pasar Templek secara historis merupakan salah satu pasar tertua di Kota Blitar. Nama Templek muncul karena dahulu hanya terdapat beberapa pedagang yang menjual dagangan di pinggir jalan raya.
Seiring berjalannya waktu, Pasar Templek berkembang menjadi pusat perdagangan sayuran dan komoditas pangan lainnya yang buka 24 jam. Pedagang yang memiliki lapak akan berdagang hingga larut malam.
Namun, pedagang lain yang tidak mendapatkan lapak mulai berdagang di tepi jalan Anggrek mulai pukul 02.30 WIB hingga matahari terbit.